Jakarta, 9 Rajab 1438/7 April 2017 (MINA) – Pelaksana Tugas (Plt) Duta Besar Palestina untuk Indonesia Taher Hamad mengajak umat Islam di manapun berada untuk merapatkan barisan, sebagai wujud komitmen memperkuat persatuan umat.
“Apa yang terjadi di Suriah adalah bencana kemanusiaan yang siapapun tidak menginginkannya. Sebagai umat Islam, kita harus tetap dalam satu langkah bersama,” kata Taher dalam pertemuannya dengan Ketua Umum Aqsa Working Group (AWG) Agus Sudarmaji dan Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di kantornya di Jakarta, Jum’at (7/4).
Taher menuturkan bahwa penggunaan senjata kimia jelas merupakan pelanggaran serius terhadap kemanusiaan, karena berimplikasi pada system saluran pernapasan yang bisa membuat seseorang meninggal dunia.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Senjata kimia itu sangat berbahaya. Bisa merusak saluran pernapasan,” katanya.
Selain mengajak umat Islam bersatu, ia juga mengajak pihak-pihak terkait untuk menahan diri agar tidak memperkeruh suasana yang sedang terjadi di Suriah. Sebagai umat Islam, kata Taher, jangan sampai memperkeruh suasana, tetap menunjukkan solidaritas.
“Dulu ketika Sholahuddin Al-Ayyubi membebaskan Al-Quds, ia membutuhkan waktu sekitar 14 tahun untuk membentuk tentara muslim yang kokoh, tangguh. Hasilnya, Al-Quds dibebaskan,” ujarnya.
Senada dengan Taher, Agus Sudarmaji menekankan pentingnya persatuan umat. Menurutnya, persatuan umat adalah salah satu dari sekian banyak solusi untuk mewujudkan kembali kekuatan Islam yang telah lama hilang.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Ketika ditanya tentang situasi di Palestina, Taher menegaskan bahwa tidak ada negara Palestina tanpa Gaza. Sebab, kata dia, Gaza adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah Palestina. (L/R06/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan