Baghdad, 4 Muharram 1438/5 Oktober 2016 (MINA) – Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi mendesak pemerintah Turki untuk menarik pasukan militernya dari negeri itu.
Turki dan Irak telah saling mengingatkan melalui duta besarnya.
Abadi memperingatkan risiko “perang regional” di saat parlemen Turki mengadakan pemungutan suara untuk melanjutkan penempatan pasukannya di dekat Mosul, Irak.
Abadi pada Rabu (5/10) mengatakan, Turki menuju risiko meningkatnya kekerasan di wilayah itu jika tidak menarik pasukannya dari pangkalan mereka di Bashika, Irak utara. Demikian Middle East Eye memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Turki telah menempatkan pasukannya di Irak sejak akhir tahun lalu dengan status pelatih untuk tentara Irak.
Turki mengutip undangan dari Massoud Barzani, Presiden Otonom Pemerintah Daerah Kurdi (KRG) untuk membenarkan kehadiran pasukannya. Turki dan KRG adalah sekutu, tapi pemerintah Baghdad menentang kehadiran pasukan negara tetangganya itu.
“Kami telah meminta lebih dari sekali kepada Turki untuk tidak campur tangan dalam urusan Irak dan saya takut bahwa petualangan Turki bisa berubah menjadi perang regional,” kata Abadi.
Pekan lalu, parlemen Turki memilih untuk memperpanjang undang-undang yang mengizinkan militer Turki melanjutkan penyebarannya di Irak dan Suriah untuk tujuan memerangi kelompok “teroris”, termasuk Islamic State (ISIS/Daesh).
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Sebagai tanggapan, parlemen Irak pada Selasa menuntut pengusiran pasukan Turki dari negara itu. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon