New York, MINA – Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menyampaikan keluhannya atas ketidakpastian pemulangan pengungsi Rohingya kembali ke negara asalnya, Myanmar.
“Ketidakpastian berakhir pemulangan telah menimbulkan rasa frustrasi yang meluas. Situasi ini berpotensi memicu radikalisasi. Jika masalah ini terus berlanjut, hal ini dapat mempengaruhi keamanan dan stabilitas seluruh kawasan, dan di luar,” Sheikh Hasina pada pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB ke-78, Jumat (22/9).
Menurutnya, kehadiran yang berkepanjangan jumlah etnis Rohingya telah menyebabkan dampak serius terhadap perekonomian, lingkungan, keamanan, dan stabilitas sosial-politik di Bangladesh.
“Namun, situasinya kini benar-benar menjadi tidak tertahankan bagi kami,” katanya.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Sekarang saya akan meminta perhatian Anda terhadap orang-orang Rohingya yang terpaksa mengungsi Myanmar.
Sheikh Hasina juga mengatakan, pengungsi Rohingya ingin kembali ke negara mereka sendiri dan kehidupan yang damai di Myanmar.
“Mari kita berikan harapan masa depan yang lebih cerah kepada orang-orang miskin di tanah air mereka sendiri dan dengan demikian menumbuhkan keamanan dan stabilitas di kawasan,” ujarnya.
Bulan Agustus lalu merupakan peringatan enam tahun pengungsian massal jutaan orang orang Rohingya dari Myanmar ke Bangladesh. (T/RE1/P1)
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Mi’raj News Agency (MINA)