Nuuk, MINA – Perdana Menteri Greenland Mute Egede dalam pidato Tahun Baru 2025 menegaskan, wilayahnya tidak ingin bergabung dengan Amerika Serikat. Di sisi lain, ia menyatakan kesiapan negaranya untuk meraih kemerdekaan penuh dari Denmark.
Keinginan itu muncul setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, kembali menyatakan minatnya untuk membeli Greenland. Egede menyatakan, wilayahnya “tidak untuk dijual dan tidak akan pernah dijual.” AlJazeera melaporkan.
Greenland memiliki sejarah panjang sebagai koloni Denmark hingga 1953. Pada 1979, wilayah ini memperoleh otonomi, dan pada 2009 mendapatkan hak untuk mendeklarasikan kemerdekaan melalui referendum.
Meskipun demikian, Greenland masih menerima subsidi tahunan dari Denmark dan menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan.
Baca Juga: Tiongkok Desak Israel Patuhi Hukum Kemanusiaan
Pulau ini memiliki kekayaan sumber daya alam termasuk minyak, gas alam, dan mineral langka, serta posisi strategis di Arktik. Hal ini menarik minat internasional, termasuk dari Amerika Serikat.
Namun, pemerintah dan masyarakat Greenland menegaskan keinginan untuk menentukan nasib sendiri dan mengakhiri ketergantungan pada Denmark.
Rencana untuk mengadakan referendum kemerdekaan sedang dipertimbangkan, dengan kemungkinan dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan parlemen Greenland pada April mendatang. Langkah ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah Greenland menuju kemerdekaan penuh. []
Baca Juga: Penerbangan Internasional ke Bandara Damaskus akan Kembali Beroperasi Pekan Depan
Mi’raj News Agency (MINA)