London, MINA – Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss memutuskan untuk mundur dari jabatannya pada Kamis (20/10), hanya berselang 45 hari setelah ia terpilih. Hal ini dilakukannya setelah kondisi ekonomi Negeri Big Ben itu belum membaik.
Truss, dalam sebuah pernyataan di luar Downing Street, mengaku tidak mampu mengembalikan situasi perekonomian negara itu yang mengalami inflasi mencapai di atas 10 persen.
“Namun saya mengakui, mengingat situasinya, saya tidak dapat menyampaikan mandat di mana saya dipilih oleh Partai Konservatif. Karena itu saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja untuk mengumumkan bahwa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif,” ujarnya dikutip MINA.
Truss mundur di tengah desakan publik karena berbagai krisis yang masih terus mencekik Inggris setelah ia berkuasa.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Ia sempat meminta maaf atas kesalahan kebijakannya yang menyebabkan banyak investor kabur sehingga krisis ekonomi kian buruk di tengah ancaman resesi.
Baru-baru ini, Truss memang menerapkan sejumlah kebijakan ekonomi yang cukup kontroversial bagi para elite Inggris.
Pada 23 September lalu, misalnya, Truss mengumumkan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang stagnan selama beberapa tahun terakhir.
Strategi itu mencakup pemangkasan tarif pajak hingga 45 persen dan meningkatkan pinjaman pemerintah.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Bank Sentral Inggris sampai-sampai harus melakukan intervensi untuk mencegah dana pensiun terseret dalam kekacauan tersebut.
Tak hanya itu, seorang anggota parlemen Partai Konservatif mengungkapkan kebijakan politik Truss menyebabkan banyak kerusakan.(T/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia