London, MINA – Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menolak seruan untuk segera mengakui Palestina. Pernyataannya disampaikan Jumat (25/7) malam, tepat ketika Presiden AS Donald Trump tiba di Skotlandia dan krisis kemanusiaan di Gaza semakin dalam.
Starmer mengatakan Inggris hanya akan mengakui Palestina sebagai bagian dari “perjanjian damai yang dinegosiasikan.” Hal ini mengecewakan banyak orang di Partai Buruh yang berharap ia akan mengikuti jejak Prancis. Quds News melaporkan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis mengumumkan Prancis akan mengakui Negara Palestina. Langkah ini, yang diikuti oleh Spanyol, Norwegia, dan Irlandia tahun lalu, memicu reaksi keras dari Israel dan Amerika Serikat.
Tekanan terhadap Starmer semakin meningkat. Sebuah surat lintas partai yang ditandatangani oleh 221 anggota parlemen mendesaknya untuk mendeklarasikan pengakuan Palestina dalam konferensi dua negara mendatang di New York, yang diselenggarakan bersama oleh Prancis dan Arab Saudi.
Baca Juga: Inggris Cabut Sanksi Presiden Suriah, Uni Eropa Siap Menyusul
Surat tersebut dikoordinasikan oleh Anggota Parlemen dari Partai Buruh, Sarah Champion, yang menyebut langkah tersebut sebagai “pesan simbolis yang kuat” yang mendukung hak-hak Palestina.
Namun, Starmer tetap teguh. “Pengakuan harus menjadi bagian dari rencana yang lebih luas yang mewujudkan solusi dua negara dan keamanan abadi bagi Palestina dan Israel,” ujarnya.
Menurut Bloomberg, beberapa menteri senior Inggris, termasuk di bidang kesehatan, kehakiman, dan kebudayaan, secara pribadi telah mendesak Starmer untuk segera bergerak maju dalam hal pengakuan. Perdana Menteri juga mendapat tekanan dari sekutu Eropa dan anggota kabinetnya sendiri.
Anggota parlemen dari Partai Buruh, Sadiq Khan, dan anggota Komite Urusan Luar Negeri Parlemen menyuarakan tuntutan tersebut. Komite tersebut mengatakan pada hari Jumat, “Tidak akan pernah ada waktu yang tepat. Menunda hanya akan melemahkan posisi Inggris.”
Baca Juga: Warga Yunani Gelar Protes Tolak Kedatangan Kapal yang Bawa Turis Israel
Sementara itu, Starmer mengisyaratkan upaya bantuan baru, dengan mengatakan Inggris mungkin membantu mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui udara ke Gaza, sebuah metode yang terbukti tidak memadai dan berbahaya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Krisis Wajib Militer Ukraina Sebabkan 100.000 Pemuda Melarikan Diri Dalam 2 Bulan
















Mina Indonesia
Mina Arabic