Baghdad, MINA – Perdana Menteri Irak Haidar Al-Abadi kemarin menyelidiki sejumlah mantan menteri dan pejabat senior atas dugaan kasus korupsi melalui badan antikorupsi negara itu.
Kantor Al-Abadi mengatakan dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri menyetujui keputusan untuk menyelidiki beberapa mantan menteri dan pejabat senior ke Komisi Integritas atas laporan kecurangan yang dilakukan untuk pembangunan sekolah di beberapa provinsi. Namun, pernyataan itu tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Keputusan itu muncul di saat protes besar-besaran menyebar dari provinsi selatan ke Baghdad dengan para pengunjuk rasa menuntut perbaikan kondisi hidup, layanan yang lebih baik termasuk listrik dan air, serta memberantas korupsi negara yang merajalela.
Irak adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan menerima miliaran dolar per tahun dari penjualan minyak. Namun, pemerintah Irak masih tidak dapat memberikan layanan yang mendasar kepada rakyatnya. (T/RS3/RI-1)
Baca Juga: Presiden Prabowo Sampaikan Komitmen Indonesia pada Sesi Dialog APEC di Peru
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Unit Keamanan Belanda Terganggu dengan Intervensi Israel pada Politik Nasional