Baghdad, MINA – Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi menyerukan dialog setelah hari ketiga protes anti-pemerintah yang mematikan di ibu kota, Baghdad, dan beberapa kota di selatan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh media lokal pada Kamis (3/10), kantor Abdul Mahdi mengatakan, Perdana Menteri “melanjutkan kontak” dengan para pemrotes dalam upaya untuk mengakhiri krisis politik dan “kembali kepada kehidupan normal”.
Abdul Mahdi siap bertemu dengan “perwakilan demonstran damai untuk mempertimbangkan tuntutan sah mereka”, pernyataan itu menambahkan, demikian Al Jazeera melaporkan.
Pengumuman itu muncul ketika 4.000 pemrotes berunjuk rasa di Baghdad, menentang jam malam yang diberlakukan pemerintah untuk menyerukan lagi peningkatan layanan, lebih banyak lapangan pekerjaan dan mengakhiri korupsi yang meluas.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Kerumunan berkumpul di Lapangan Tayaran Baghdad dan berjalan ke Lapangan Tahrir, di mana mereka dihadapi oleh tembakan terbuka dan gas air mata polisi. Polisi juga menggunakan amunisi tajam di distrik Zafaraniya di Baghdad dan ada pula protes di distrik Shula barat laut.
Demonstrasi dimulai di Ibu Kota pada hari Selasa, kemudian menyebar ke kota-kota di Irak selatan terutama berwarga mayoritas Syiah.
Setidaknya 19 orang telah tewas dalam tiga hari bentrokan, menurut Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)