Yerusalem, MINA – Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett pada hari Ahad (5/12) membela tentaranya yang menembak mati seorang Palestina yang terluka di Yerusalem Timur yang diduduki.
“Para petugas bertindak luar biasa, persis seperti yang diminta dari para pejuang dalam situasi operasional seperti ini,” kata Bennett dalam pertemuan kabinet pekanan, MEMO melaporkan.
Mohammad Salimah, 25, ditembak mati oleh polisi Israel pada hari Sabtu (4/12) di dekat Gerbang Damaskus di luar Kota Tua Yerusalem karena diduga melakukan serangan pisau.
Sebuah video yang diambil oleh aktivis menunjukkan seorang petugas polisi Israel menembak Salimah ketika dia sudah tergeletak di tanah. Video lain menunjukkan petugas polisi Israel dengan senjata terhunus mencegah petugas medis menjangkau pemuda yang terluka itu.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) menyebut pembunuhan Salimah oleh Israel sebagai “eksekusi ekstra-yudisial.”
Bennett bersikeras bahwa video penembakan itu “diedit”, mengatakan bahwa “Saya menyarankan kepada semua orang, jangan pernah terburu-buru untuk membuat penilaian tentang perilaku petugas dalam situasi operasional yang kompleks dalam menghadapi terorisme. Itu selalu lebih baik untuk menunggu.”
Sementara itu, Menteri Kerjasama Regional Israel Issawi Frej mengecam pembunuhan yang disengaja terhadap warga Palestina, dengan mengatakan “penyerang harus ditembak untuk menyelamatkan nyawa, bukan untuk mengambil nyawa (penyerang) ketika mereka tidak lagi menjadi ancaman.”
Anggota parlemen Arab-Israel Ayman Odeh, yang merupakan kepala Joint List, mengatakan “menembaki seseorang yang tidak menimbulkan ancaman harus dikutuk tidak didukung.”
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Beberapa kelompok hak asasi Palestina dan internasional menuduh pasukan Israel menembaki warga Palestina yang tidak menimbulkan ancaman atau bahaya apa pun bagi mereka dan tidak peduli terhadap kehidupan warga Palestina. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya