Yerusalem, MINA – Keamanan Israel tergantung pada hubungan baik dengan Yordania, kata Perdana Menteri Naftali Bennett, sembari menekankan bahwa pendahulunya dan pimpinan oposisi menghancurkan hubungan antara kedua negara.
“Anggota Knesset Bibi Netanyahu, jelaskan kepada saya. Saya benar-benar bertanya-tanya,” kata Bennett kepada Netanyahu di Knesset. Anda mengatakan seorang pemimpin Israel kadang-kadang harus menghadapi negara lain untuk kepentingan Israel. Apa kepentingan Israel di mana MK Bibi Netanyahu menghancurkan hubungan kita dengan Yordania,” demikian dikutip dari MEMO, Kamis (15/7).
“Kami sedang memperbaiki hubungan,” ujar Bennett.
Menjelaskan kepada Netanyahu bagaimana hubungan Israel dengan Amman bisa baik untuk Israel, dia berkata: “Yordania berada di antara Israel dan Iran. Hubungan yang baik dengan Kerajaan Yordania adalah kepentingan keamanan nasional Israel.”
Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu
Bennett mengunjungi Yordania pekan lalu dan setuju untuk menggandakan pasokan airnya ke Yordania. Netanyahu mengecam kesepakatan itu dengan mengatakan: “Ketika Bennett memberikan air, Abdullah memberikan minyak ke Iran.”
“Abdullah, saya menyesal, setuju untuk mengangkut minyak dari Irak, yang dikendalikan oleh Iran, melalui Yordania ke Mesir dan dengan demikian memberikan Iran kekuatan ekonomi yang sangat besar untuk mengembangkan ekonominya dan terutama program nuklirnya, rencana penaklukannya dan kegiatan terorisnya,” ujarnya.
Hubungan antara Netanyahu dan Yordania menjadi tegang setelah Amman gagal mendukung apa yang disebut AS sebagai ‘kesepakatan abad ini’ yang dikecam warga Palestina karena menghapus hak-hak Palestina dan memenuhi kebutuhan Israel.
Ketegangan meningkat ketika Israel membatalkan kunjungan Putra Mahkota Yordania Hussein Bin Abdullah ke Masjid Al-Aqsa, setelah perselisihan muncul antara kedua pihak mengenai pengaturan keamanan.
Baca Juga: Penjajah Israel Serang Sejumlah Desa dan Kota di Tepi Barat
Sebagai tanggapan, Amman menolak untuk mengizinkan PM Netanyahu saat itu menggunakan wilayah udaranya untuk melakukan perjalanan ke UEA pada kunjungan resmi pertamanya ke negara Teluk itu. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: WHO: Serangan Bertubi-tubi Israel ke RS Kamal Adwan Tak Dapat Diterima