Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Yair Lapid berangkat dalam perjalanan luar negeri pertamanya sejak menjabat pada Selasa (5/7) ke Prancis.
Ia akan meminta dukungan Perancis pada perselisihan gas dengan Lebanon, yang beberapa hari lalu kelompok Hizbullahnya mengirim tiga pesawat tak berawak ke wilayah Israel, Arab News melaporkan.
Lapid mengambil alih jabatan perdana menteri pada Jumat (1/7) setelah runtuhnya pemerintah koalisi Israel, yang akan membuat entitas Yahudi itu kembali ke pemilu pada bulan November untuk pemilihan kelima dalam waktu kurang dari empat tahun.
Pemimpin baru dihadapkan dengan ujian pertamanya sehari kemudian, ketika tiga drone Hizbullah terbang menuju ladang gas lepas pantai di Mediterania timur.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Berbicara sebelum keberangkatannya dari Tel Aviv, Lapid mengatakan, dia akan mengangkat masalah ini dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
“Tentu saja kami juga akan membahas apa yang terjadi baru-baru ini di lepas pantai Lebanon,” kata Lapid. “Israel tidak akan menerima serangan semacam ini terhadap kedaulatannya.”
Lebanon telah menolak klaim Israel bahwa ladang gas Karish terletak di dalam wilayah perairannya.
Israel dan Lebanon melanjutkan negosiasi di perbatasan maritim mereka pada tahun 2020, meskipun situs Karish berada di luar wilayah yang disengketakan dan ditandai sebagai milik Israel di peta PBB sebelumnya.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Pembicaraan yang didukung AS telah terhenti oleh permintaan Pemerintah Beirut bahwa peta PBB harus dimodifikasi. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi