Al-Quds, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan penangguhan rencana aneksasi di Tepi Barat adalah permintaan Amerika Serikat yang ingin memperluas perdamaian di kawasan itu.
“AS meminta aneksasi wilayah di Tepi Barat ditunda sementara waktu dan kami setuju,” kata Netanyahu kepada Sky News Arabia, Senin (17/8).
Menurut dia, AS saat ini memprioritaskan perluasan lingkaran perdamaian di wilayah tersebut.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan Israel dan Uni Emirat Arab untuk menormalisasi hubungan kedua negara.
Baca Juga: Israel Rencanakan Bangun 2.749 Unit Permukiman Ilegal Baru di Tepi Barat
UEA adalah negara Teluk pertama sekaligus negara Arab ketiga yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel setelah Mesir dan Yordania.
Abu Dhabi mengklaim berhasil menghentikan rencana aneksasi berkat kesepakatan normalisasi.
Netanyahu kemudian menekankan niatnya untuk meningkatkan kerja sama dengan UEA di berbagai bidang termasuk teknologi, energi, lingkungan, sumber daya alam, dan pertanian.
“Seperti di sini di Israel, kami akan mengimpor dari zona bebas di UEA,” tambahnya.
Baca Juga: Otoritas Pengelola Air Gaza: Israel Blokade Air sebagai Senjata
PM Israel juga mengatakan, bahwa negara-negara Arab lainnya akan segera membuat perjanjian perdamaian serupa dengan Israel.
“Saya yakin bahwa UEA tidak akan menjadi negara terakhir yang berdamai dengan Israel,” kata dia.
Kelompok-kelompok Palestina mengecam kesepakatan Israel dan UEA yang dianggap mengabaikan hak-hak rakyat Palestina. (T/R4/P1)
Baca Juga: Pejuang Palestina Berhasil Bunuh dan Lukai 25 Tentara Penjajah Israel di Rafah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program Shafwah Al-Hufadz Haifa Wisuda 112 Penghafal Quran