
Perdana Menteri Jepang
Shinzo Abe. (Foto: File Tru News)" width="300" height="200" /> Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. (Foto: File Tru News)Tokyo, 1 Rabi’ul Akhir 1436/22 Januari 2015 (MINA) – Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengaku “berpacu dengan waktu” untuk kebebasan dua warganya yang diculik oleh kelompok bersenjata Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS yang menuntut tebusan $ 200 juta.
Abe mengatakan, Rabu (21/1), dia tidak akan tunduk pada “terorisme”, di mana sebuah video dipublikasikan secara online yang menayangkan dua pria Jepang berlutut di gurun Suriah atau Irak, di bawah ancaman pemenggalan, media Your Middle East melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
“Ini adalah perlombaan yang sangat sulit melawan waktu, namun pemerintah akan melakukan yang terbaik,” kata Abe kepada wartawan.
“Saya telah memerintahkan pemerintah untuk menggunakan semua saluran dan rute diplomatik yang mungkin, untuk menjamin pembebasan dua warga kami,” ungkapnya.
Baca Juga: Puan Maharani Ajak Parlemen Asia Tolak Relokasi Penduduk Gaza
Abe yang bergegas pulang dari tur Timur Tengah-nya, mengatakan, ia telah meminta bantuan kepada pemimpin Palestina Mahmud Abbas, Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi, Raja Yordania Abdullah dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Jepang tidak akan pernah menyerah pada terorisme. Jepang akan melakukan yang terbaik dalam pertempuran melawan pengecut terorisme, bergandengan tangan dengan masyarakat internasional,” tambah Abe.
ISIS dilaporkan telah membunuh lima sandera warga Barat sejak Agustus tahun lalu, tapi ini adalah pertama kalinya ISIS mengancam tawanan Jepang.
Dalam rekaman yang diposting di situs kelompok pada Selasa, seorang anggota ISIS berpakaian hitam dan bertopeng, mengacungkan pisau ke arah kamera dan berbicara bahasa Inggris fasih, berdiri di antara dua sandera berbaju oranye yang diidentifikasi sebagai wartawan Kenji Goto dan kontraktor militer Haruna Yukawa.
Baca Juga: Belasan Orang Tewas karena Desak-Desakan di Stasiun New Delhi
“Anda sekarang memiliki 72 jam untuk menekan pemerintah Anda agar membuat keputusan yang bijaksana dengan membayar $ 200 juta untuk menyelamatkan nyawa warga Anda,” kata penyandera mengancam.
Pemerintah Tokyo mengatakan pada Rabu, pihaknya yakin tenggat waktu akan berakhir pada pukul 14:50 (05:50 GMT) hari Jumat.
Penyandera mengatakan, jumlah tebusan sama dengan jumlah bantuan yang Abe janjikan untuk mendukung perang melawan ISIS. Pemerintah Jepang mengatakan, janji uang itu untuk membantu pengungsi yang melarikan diri dari pertempuran di Irak dan Suriah.
Media mengamati dengan teliti dan mendiskusikan tentang keaslian video bersama beberapa sumber.
Baca Juga: Indonesia Protes Insiden Penembakan WNI oleh Otoritas Malaysia di Komisi HAM ASEAN
Komentator menganalisa adanya perbedaan jelas cara bayangan jatuh, gerakan pakaian dua laki-laki dan fakta korban yang bergeming saat penculiknya menggerakkan pisau besarnya ke dekat kepala mereka. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korea Utara Kutuk Rencana Trump Kuasai Gaza: “Tindakan Kejam dan Perampasan”