Manila, 7 Shafar 1437/19 November 2015 (MINA) – Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau menyerukan kepada warga di negaranya untuk melawan kebencian dan rasisme. Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar warga negara itu menentang rencana pemerintah untuk mendatangkan 25 ribu pengungsi Suriah akhir tahun ini.
“Keragaman adalah kekuatan Kanada. Tindakan kejam dan intoleransi tidak masuk akal tidak memiliki tempat di negara kita dan benar-benar bertentangan dengan nilai-nilai pluralisme dan keterbukaan orang-orang Kanada,” kata Trudeau, saat berada di Manila, Filipina, untuk menghadiri pertemuan puncak APEC.
Demikian Channel News Asia melaporkan, Kamis (19/11), dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Politikus Parta Liberal, yang mengambil alih kekuasaan setelah pemilihan umum bulan lalu, itu telah mengampanyekan untuk mengambil puluhan ribu pengungsi pada 1 Januari 2015. Kalangan kritikus mengatakan jumlah ini terlalu besar dan bisa mengancam keamanan menyusul serangan di Paris, Perancis.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Sebuah jajak pendapat yang dihimpun oleh Angus Reid yang dirilis Rabu (18/11), menunjukkan 54% warga ‘Negeri Mapel’ menentang rencana tersebut, naik dari 51% sebelum serangan berdarah di Paris.
Meski resistensi meningkat namun dukungan terhadap rencana Trudeau juga melonjak, dari 39% pada Oktober menjadi 42%.
Kebanyakan dari mereka yang menentang karena menilai persiapan untuk menerima migran waktunya terlalu singkat. Sekitar 53% responden mengatakan waktu hingga menjelang Januari 2016 terlalu pendek untuk memastikan semua pemeriksaan keamanan yang diperlukan.
Di samping itu, sebanyak 10% lainnya mengatakan jumlah 25 ribu migran terlalu banyak, dan 29% responden mengatakan Kanada tidak boleh menerima seorang pun pengungsi Suriah.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Meski dikritik dan ditentang oleh publik di dalam negeri, Trudeau telah bersumpah untuk tetap maju dengan rencananya.
Saat mengunjungi sejumlah negara Eropa dan Asia, sebagai bagian dari lawatan perdananya di tingkat internasional semenjak berkuasa pada 4 November lalu, Putra mantan PM Pierre Trudeau tersebut menyerukan agar semua pihak melawan rasisme dan kebencian.
Trudeau meminta rakyat Kanada untuk menolak segala bentuk rasisme. Dia juga mengutuk serangan terhadap ‘warga Kanada tertentu’ sebagai imbas dari serangan berdarah yang dilakukan kelompok teroris Islmaic State (ISIS/Daesh) di Paris.
Seperti dilaporkan CNA, sebuah masjid dibakar di Kota Peterborough, Ontario, pada akhir pekan dan jendela sebuah kuil Hindu di kota lain dihancurkan. Selain itu, seorang perempuan Muslim diserang di Toronto, kota terpadat di Kanada, oleh dua pria yang memanggilnya teroris dan mengatakan dia harus pulang.
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Sebuah jajak pendapat terpisah oleh Leger untuk jaringan berita TVA menunjukkan 73% orang di Quebec, provinsi di timur Kanada yang penduduknya kebanyakan bertutur Perancis, khawatir terhadap peningkatan serangan berbau rasisme di Kanada, sementara 60% menilai 25 ribu pengungsi terlalu banyak. (P022/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon