Beirut, MINA – Perdana Menteri Lebanon yang ditunjuk Saad Hariri mengundurkan diri pada hari Kamis (15/7) setelah gagal membentuk pemerintahan selama delapan bulan terakhir.
Hariri mengundurkan diri setelah pertemuan singkat dengan Presiden Michel Aoun di Istana Baabda.
“Saya mundur dari pembentukan pemerintahan,” katanya kepada wartawan, Al Jazeera melaporkan. “Aoun menuntut beberapa amandemen, yang dia anggap penting, dan mengatakan kami tidak akan bisa mencapai pemahaman satu sama lain… Dan semoga Tuhan menyelamatkan negara ini.”
Aoun menuduh Hariri sudah memutuskan untuk mundur sebelum pertemuan mereka.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Hariri menolak amandemen apa pun yang terkait dengan perubahan kementerian, distribusi sektarian mereka, dan nama-nama yang terkait dengannya,” kata kantor presiden dalam sebuah pernyataan.
Dalam sebuah wawancara dengan TV Al Jadeed Lebanon, Hariri mengatakan, dia memilih kandidatnya berdasarkan keahlian dan kemampuan mereka untuk mereformasi ekonomi, tetapi Aoun tidak.
“Saya mengundurkan diri pada 2019 karena saya menginginkan pemerintahan yang ahli, dan jika kita membentuk pemerintahan Michel Aoun maka negara tidak akan selamat,” katanya.
“Masalah utama negara ini adalah Michel Aoun, yang bersekutu dengan Hizbullah, yang pada gilirannya melindunginya. Ini adalah persamaan di negara ini dan jika seseorang tidak dapat melihatnya maka mereka buta,” katanya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Kemudian pada hari itu, pendukung Hariri dan partai Gerakan Masa Depannya turun ke jalan, memblokir jalan dengan membakar ban dan tempat sampah di beberapa daerah sekitar Beirut. Beberapa lusin pengunjuk rasa di Kota Olahraga Beirut bentrok dengan tentara Lebanon dengan perlengkapan anti huru hara yang menembakkan peluru baja berlapis karet.
Jalan raya utama di selatan ibu kota juga menjadi sasaran para demonstran. Jalan di utara kota Tripoli dan di selatan kota Sour juga diblokir. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama