Tobruk, Libya, 29 Syawwal 1436/14 Agustus 2015 (MINA) – Perdana Menteri Libya dari pemerintah yang diakui secara internasional menyatakan akan menyerahkan surat pengunduran dirinya ke parlemen pada Ahad (16/8) mendatang.
Secara mengejutkan, selama talk show di televisi pada Selasa (11/8), Perdana Menteri Al-Thani mengumumkan pengunduran dirinya, beberapa jam setelah pembicaraan damai antara dua faksi saingan di negara itu dimulai kembali di Jenewa, Defense News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Selama talk show, Al-Thani menghadapi rentetan pertanyaan yang marah dari warga, menyalahkan pemerintah karena kurangnya pelayanan dasar seperti listrik, kemiskinan dan keamanan di daerah yang dikontrol pemerintah.
“Jika saya mundur adalah solusinya, maka saya umumkan di sini,” kata Al-Thani selama talk show.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Perdana Menteri yang pernah lolos dari upaya pembunuhan pada Mei ketika orang-orang bersenjata menembaki mobilnya, juga dituduh melakukan korupsi dalam wawancara di televisi itu.
Libya yang jatuh ke dalam kekacauan setelah terbunuhnya Moammar Gadhafi pada 2011, saat ini memiliki dua parlemen saingan yang berlomba-lomba untuk menguasai kekayaan sumber daya yang besar dari negara itu.
Pemerintah terpilih Al-Thani telah bekerja dari kota timur Tobruk dekat perbatasan dengan Mesir sejak aliansi milisi Islam merebut ibukota Tripoli tahun lalu. (T/P001/R05)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)