Chittagong, 16 Jumadil Awwal 1438/14 Februari 2017 (MINA) – Relawan Food Flotila for Myanmar (FFfM) tak diizinkan untuk menyerahkan langsung bantuan yang dibawanya kepada para pengungsi Rohingya, tapi hanya diserahkan melalui Palang Merah Bangladesh dan International Organization of Migration (IMO).
Kesepakatan ini dicapai dalam pembicaraan fihak otoritas Bangladesh dengan pimpinan FFfM Selasa malam, demikian wartawan MINA Nurhadis melaporkan dari pelabuhan Chittagong, Bangladesh, tempat kapal armada ini, Nautical Alya berlabuh.
Keputusan lain bahwa kapal hanya diberi izin berlabuh di pelabuhan itu sampai selesainya bongkar barang bantuan, Rabu pagi. Kapal ini merapat di Chittagong Selasa pagi.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Terima kasih PM Malaysia
Perdana Menteri (PM) Malaysia Datuk Seri Najib Razak mengungkapkan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Bangladesh dan rekan sejawatnya, PM Sheikh Hasina karena memberi jalan dan menyambut kapal Nautical Aliya dalam misi kemanusiaan “Food Flotilla for Myanmar” untuk berlabuh di negaranya.
PM Najib mengatakan, kapal Nautical Aliya telah tiba di Pelabuhan Chittagong Bangladesh untuk menyampaikan sekitar 2.000 ton bantuan kemanusiaan kepada ratusan ribu pengungsi warga Rohingya yang melintasi perbatasan dari Myanmar ke Bangladesh itu, demikian Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Kuala Lumpur melaporkannya.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
“Syabas kepada semua relawan Malaysia dan pihak terlibat yang telah bertungkus-lumus dalam misi ini, dan terima kasih kepada Pemerintah Bangladesh dan Perdana Menteri Sheikh Hasina yang memberi jalan. Semoga Allah terus melindungi dan memberkati umat Islam seluruh dunia,” katanya di KLIA, Selasa ini.
Wartawan MINA Nurhadis yang ikut dalam pelayaran melaporkan, Kapal Nautical Aliya dalam misi kemanusiaan Food Flotilla for Myanmar telah merapat di Pelabuhan Chittagong, Bangladesh, Selasa pukul 11.00 waktu setempat.
Dia mengatakan, Pemerintah Bangladeh hanya mengizinkan 25 relawan dari kapal yang membawa bantuan kepada ratusan ribu pengungsi warga Rohingya yang melintasi perbatasan dari Myanmar ke Bangladesh itu, untuk turun ke pelabuhan melakukan upacara serah terima bantuan.
Nurhadis juga melaporkan, sambutan dari pemerintah Bangladesh cukup ramai, dibanding saat berlabuh di Myanmar tempo hari. Jika di Myanmar mereka menyediakan satu unit tenda, lain halnya di Bangladesh yang menyediakan lima unit, dengan tempat duduk khusus di depan enam kursi.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Seluruhnya ada 17.433 kepala keluarga yang menurut rencana akan dibagikan paket bantuan makanan, alat kesehatan diri, selimut, juga pakaian.
Selain itu bantuan juga akan menyentuh kepada rakyat Bangladesh di sekitaran ketiga kemp pengungsian tersebut.
Food Flotilla, membawa sejumlah 185 relawan dari 11 negara mewakili 31 NGO, termasuk Aqsa Working Group (AWG) Jamaah Muslimin (Hizbullah) dari Indonesia. Berlayar sejak 3 Februari menuju Myanmar dan Bangladesh untuk memberikan bantuan makanan, namun tujuan utamanya adalah membuka hati pemerintah Myanmar untuk memperlakukan Etnis Rohingya sebagaimana warga negara Myanmar yang lain.
Selama ini diberitakan, militer dan kelompok Budha Ekstrimis membunuh anak-anak, memperkosa wanita, membunuh dewasa, dan membakar rumah serta mengusir masyarakat etnis Rohingya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Sehingga menggugah dunia melalui program Food Flotilla for Myanmar yang digagas Kelab Putra 1 Malaysia (KP1M) dan Majelis Perundingan dan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) dengan dukungan Perdana Menteri Malaysia Tun Najib Razak. (L/K03/R01/RS3-P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant