Ramallah, MINA – Perdana Menteri Palestina Muhammad Shtayyeh mengatakan, Amerika Serikat (AS) tidak bisa lagi menjadi satu-satunya mediator dalam proses perdamaian negaranya dengan Israel.
“Kita semua tahu bahwa Amerika Serikat memiliki hubungan strategis dengan pihak mereka (Israel). Oleh karena itu, tidak bisa menjadi perantara yang objektif,” kata Shtayyeh seperti dikutip dari wawancaranya dengan France24, Kamis (11/2).
Menurutnya, keterlibatan internasional yang lebih luas diperlukan untuk menghasilkan solusi dua negara.
“Kami ingin melihat keterlibatan Uni Eropa, Rusia, PBB atau mungkin pemain regional seperti Yordania, Mesir dan China,” jelasnya.
Baca Juga: Perlawanan di Jabalia: 3 Tentara Israel Tewas, 18 Terluka
Namun ia tetap mengakui peran besar AS dalam proses perdamain negaranya, apa lagi dengan pemerintahan yang baru Joe Biden.
Ia menyatakan keyakinannya, setelah kontak pertamanya dengan pemerintahan Biden, AS akan segera membuka kembali Biro Diplomatik Palestina di Washington serta Konsulat AS di Yerusalem Timur dan akan melanjutkan bantuan kepada negaranya.
Shtayyeh juga harus mengakui, pemerintah AS yang baru tidak mungkin membatalkan keputusan pemerintahan Trump untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pengamat Politik: Keadaan Memungkinkan Gencatan Senjata di Gaza