Kairo, MINA – Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammed Shtayyeh bertemu Kepala Intelijen Mesir Abbas Kamel, Selasa (30/5), membahas cara untuk meringankan penderitaan warga Palestina di Gaza, WAFA melaporkannya.
Dalam pertemuan yang dihadiri Menteri Dalam Negeri, Mayor Jenderal Ziad Hab al-Reeh, Menteri Pekerjaan Umum & Perumahan Mohammad Ziara dan Duta Besar Palestina untuk Mesir Diab Al-Louh di Kairo, Mesir, Perdana Menteri Shatayyeh berdiskusi dengan Kepala Intelijen Mesir Abbas Kamel masalah saling menguntungkan. kekhawatiran, terutama sarana untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza yang terkepung.
Sebagai bagian dari pemulihan penderitaan Gaza, yang ditangani, khususnya, memfasilitasi pergerakan bebas orang-orang Gaza melalui penyeberangan perbatasan; memasok listrik dari Mesir ke wilayah yang terblokade untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas listrik serta kemajuan dalam rekonstruksi Gaza.
PM Shtayyeh menekankan perlunya peran Mesir dalam pembangunan pabrik desalinasi air laut yang didanai donor di Gaza serta dalam aktivasi jaringan telepon seluler Palestina di Mesir.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Dia memberi pengarahan kepada kepala intelijen Mesir tentang perkembangan terakhir di arena Palestina, sehubungan dengan meningkatnya pelanggaran Israel, dan menyerukan pengerahan tekanan terhadap Israel sehingga Israel akan menghentikan serangan berulangnya ke kota-kota, desa dan kamp Palestina.
Selain itu, pembangunan permukiman kolonial ilegal yang masih berlanjut, pembunuhan di luar proses hukum, dan pemotongan ilegal dari pendapatan pajak Palestina sambil menyoroti perlunya inisiatif internasional untuk menghidupkan kembali proses perdamaian.
Sebagai kesimpulan, PM Shtayyeh menyatakan penghargaannya atas upaya Mesir untuk mendukung perjuangan Palestina dan mensponsori rekonsiliasi intra-Palestina dan menekankan hubungan bilateral yang tahan lama serta mendalam antara kedua negara.
Sementara itu, Shtayyeh mengadakan pertemuan terpisah dengan Paus Tawadros II, kepala Gereja Ortodoks Koptik, di Katedral Santo Markus di Kairo.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid
Dalam pertemuan tersebut, Tawadros II menekankan bahwa permasalahan Palestina akan tetap menjadi pusat perhatian Gereja Ortodoks Koptik dan mendesak dunia untuk menghentikan kebijakan standar ganda dalam menangani hak-hak rakyat Palestina yang tidak dapat dicabut dan mencapai solusi yang adil.(T/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida