Ramallah, MINA – Perdana Menteri Palestina, Mohammed Shtayyeh, pada Kamis (15/2) meminta Inggris untuk menyelidiki kondisi dan metode introgasi merendahkan yang dihadapi oleh tahanan Palestina di penjara pendudukan Israel, khususnya mereka yang ditahan selama invasi yang sedang berlangsung di jalur Gaza.
Dikutip dari Wafa, Jum’at, (16/2), Shtayyeh juga mendesak penyelidikan atas kejahatan perang dan kekejaman yang dilakukan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem.
Seruan itu disampaikannya saat bertemu dengan Jaksa Agung Inggris, Victoria Prentis, di kantornya di Ramallah, disaksikan Konsul Jenderal Inggris di Yerusalem, Diane Corner.
Perdana Menteri Shtayyeh menekankan, menghalangi pengiriman bantuan ke Gaza merupakan kejahatan perang yang memerlukan penyelidikan. Dia juga menyoroti pemadaman listrik dan air yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sebagai masalah kemanusiaan yang memerlukan perhatian.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Shtayyeh lebih lanjut meminta Inggris untuk mengambil tindakan terhadap penjajah Israel yang berkewarganegaraan ganda, serta mendesak mereka untuk meninggalkan koloni yang dianggap ilegal menurut hukum internasional di wilayah Palestina yang diduduki.
Israel telah sepenuhnya menduduki kembali Tepi Barat. Mereka menyerbu kota-kota, desa-desa, dan kamp-kamp pengungsi Palestina setiap hari. Hal itu ditambah dengan penangkapan dan pembunuhan harian terhadap rakyat kami, serta pendirian hampir 700 pos pemeriksaan militer di Tepi Barat bertujuan untuk menghalangi pergerakan, komunikasi, dan menutup akses rakyat Palestina. (T/ind/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia