Jakarta, 27 Jumadil Akhir 1436/16 April 2015 (MINA) – Perdana Menteri Persatuan Palestina Dr. Rami Hamdallah dipastikan akan menghadiri Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) dan dan 10 Tahun New Asian African Strategic Partnership (NAASP) di Jakarta dan Bandung, 19-24 April 2015 mendatang.
Sebagaimana laporan resmi Kedutaan Besar Palestina di Jakarta kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), PM Rami Hamdallah didampingi Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki dijadwalkan tiba di Jakarta, Senin (20/4) malam.
Selama di Jakarta, PM Hamdallah akan melakukan kunjungan resmi serta menghadiri KTT antara negara-negara Asia dan Afrika yang akan menghasilkan Deklarasi Palestina sebagai salah satu dokumen utama hasil KAA ke-60 itu.
Deklarasi Palestina dalam Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 menekankan dukungan pada pembangunan kapasitas (capacity building) untuk negara yang masih dalam pendudukan Israel itu.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Dalam peringatan KAA nanti para pemimpin Asia Afrika akan menyusun program-program capacity building untuk menghadapi tantangan Palestina menjelang kemerdekannya.
Kunjungan tersebut merupakan kunjungan kedua PM Hamdallah ke Indonesia setelah sebelumnya ia untuk pertama kali, sejak terpilih sebagai perdana menteri pada Juni 2013, berkunjung ke Indonesia guna menghadiri Conference on Cooperation Among East Asian Countries for Palestinian Development (CEAPAD) ke-2 di Jakarta pada Maret 2014.
Untuk diketahui, Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga telah berkunjung ke Indonesia pada Oktober 2007 dan Mei 2010
PM Rami Hamdallah merupakan seorang akademisi, yang pernah memimpin komisi pemilihan umum dan bursa efek Palestina. Profesor lulusan Inggris itu adalah seorang anggota Partai Fatah serta menjabat Presiden Universitas An-Najah di Tepi Barat dalam 17 tahun terakhir.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Dukungan Asia Afrika untuk Palestina
Perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaannya terus berlangsung, sehingga Peringatan KAA tahun ini menjadi momentum menggalang dukungan Asia Afrika untuk mempersiapkan agar Palestina mengisi pembangunan.
Pemerintah Indonesia melalui New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP), dari sejak tahun 2008 hingga 2010 telah melaksanakan sebanyak 24 program capacity building bagi Palestina di berbagai sektor, dan di ikuti oleh 111 peserta.
Ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberikan capacity building bagi 1000 orang Palestina hingga tahun 2013.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Sejauh ini, lebih dari 30 negara yang sudah mengkonfirmasi kehadiran delegasinya dalam acara itu dan pemerintah mengharapkan delegasi yang hadir setingkat kepala negara.
KTT itu merupakan konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. Awalnya, KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan serta dikoordinasi Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu Sunario.
Pertemuan pertama berlangsung antara 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Palestina sebagai satu-satunya daerah yang masih dijajah akan menjadi fokus utama dalam pertemuan yang akan digelar di dua kota, Jakarta dan Bandung nanti.(L/R05/R03)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain