Al-Quds, MINA – Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah menuntut Inggris untuk meminta maaf atas Deklarasi Balfour yang menjanjikan sebuah negara kepada Yahudi di tanah Palestina bersejarah, menjelang peringatan 100 tahun pada 2 Novemver mendatang.
“Deklarasi Balfour yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Inggris Arthur Balfour pada 2 Novemver 1917 menjanjikan Yahudi sebuah negara di Palestina, sementara Palestina adalah sebuah protektorat Inggris, ini telah menjadi ketidakadilan dalam sejarah terhadap rakyat Palestina,” kata Hamdallah pada Ahad (29/10), demikian Anadolu Agency memberitakannya yang dikutip MINA.
Menurutnya, Inggris seharusnya tidak merayakan deklarasi tersebut, mengacu pada makan malam di London yang akan dihadiri oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk memperingati kepentingan deklarasi tersebut dalam pembentukan Israel pada tahun 1948.
“Perayaan tersebut merupakan tantangan bagi opini publik internasional, yang mendukung kepentingan nasional kita,” kata Hamdallah dalam pembukaan sekolah umum baru di kota Nablus, Tepi Barat.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Sementara, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan anggota pemerintahan sebelumnya mengklaim bahwa mereka siap untuk menuntut pemerintah Inggris tentang deklarasi Balfour dengan alasan, bahwa hal tersebut menyebabkan perpindahan 700.000 orang Palestina pada tahun 1948, meskipun mereka belum melakukan langkah konkret untuk melakukan hal tersebut. (T/R10/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel