Paris, 17 Safar 1437/29 November 2015 (MINA) – Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls meminta negara-negara Teluk agar menerima lebih banyak pengungsi yang melarikan diri dari Suriah.
Dikatakannya, bencana kemanusiaan bisa meletus di Balkan (Bagian tenggara Eropa), jika Eropa tidak mengontrol perbatasannya.
“Saya akan mengatakannya lagi, Eropa tidak dapat menerima semua pengungsi yang berasal dari Suriah. Itu sebabnya kita perlu solusi diplomatik, militer dan politik di Suriah,” kata Valls, World Bulletin yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Ahad (29/11).
“Semua negara harus memainkan perannya, terutama negara-negara Teluk,” ujar perdana menteri saat diskusi dengan warga Evry di pinggiran Paris.
Baca Juga: Serikat Pekerja di Pelabuhan Swedia Ancam Blokade Peralatan Militer dari atau Menuju Israel
Sebagian besar dari sekitar empat juta pengungsi Suriah yang melarikan diri dari negara mereka sejak terjadi perang, melakukan perjalanan ke negara tetangga Libya, Yordania dan Turki.
Namun, Arab Saudi, Qatar, UEA dan negara-negara Teluk lainnya tetap tertutup untuk mereka, sementara Eropa berjuang untuk mengadopsi kebijakan umum terhadap ratusan ribu pengungsi yang tiba di perbatasannya.
“Kecuali perbatasan Uni Eropa dikendalikan dengan baik, kita akan menyaksikan bencana kemanusiaan di Balkan pada musim dingin ini dan Eropa akan tertutup lagi,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyoroti bahaya masuknya teroris ke Uni Eropa bersama orang-orang yang melarikan diri dari perang, seperti serangan yang baru-baru ini terjadi di Paris.
Baca Juga: Jenderal Israel Terancam Ditangkap karena Perlakukan Warga Palestina Seperti Binatang
“Orang-orang Eropa mengatakan, jika teroris masuk bersama pengungsi, berarti pengungsi bisa menimbulkan ancaman,” kata Valls.
Lebih dari 800.000 pengungsi tiba di Eropa melalui laut sejak awal tahun, dengan mayoritas berasal dari Timur Tengah. (T/P006/R07)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ukraina Tangkap Tentara Korea Utara di Perbatasan