Yerusalem, MINA – Israel harus menemukan “solusi yang lebih baik” dalam pendekatannya ke Jalur Gaza, untuk melakukan “kewajiban suci” membawa pulang jenazah dua tentara Israel yang sudah lama ditahan Hamas, kata Perdana Menteri Sementara Yair Lapid, Ahad malam (10/7).
Lapid berbicara kepada pejabat militer dan politisi Israel di pemakaman militer Gunung Herzl di Yerusalem, saat memperingati delapan tahun serangan Israel tahun 2014 di Gaza, The New Arab melaporkan.
Sekitar 2.000 warga Palestina tewas dan lebih dari 11.000 terluka dalam rentetan 50 hari yang disebut Israel sebagai Operation Protective Edge. Sebanyak 74 orang Israel juga tewas selama perang.
Lebih dari 160.000 rumah di Gaza hancur atau rusak.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Mayat dua tentara yang tewas dalam serangan itu ditahan Hamas dan dijadikan sebagai alat tawar-menawar untuk mengamankan pembebasan tahanan Palestina yang ditahan Israel.
Baik Lapid dan Menteri Pertahanan Benny Gantz bersumpah untuk mendapatkan kembali jenazah kedua tentara itu, serta dua warga Israel lainnya yang ditawan di Gaza.
Lapid juga berjanji bahwa itu adalah tanggung jawab Israel untuk “membuat penduduk sipil di Gaza menyadari bahwa mereka dapat menjalani kehidupan yang berbeda”, mempromosikan rencana ‘Ekonomi untuk Keamanan’.
Pemerintah Israel diduga telah meningkatkan jumlah izin kerja bagi warga Palestina yang tinggal di Gaza untuk bekerja di dalam wilayah Israel di sektor konstruksi, pertanian, dan tenaga kerja manual lainnya.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Lima belas tahun blokade ketat dan serangan militer berulang-ulang di daerah kantong pantai telah menewaskan ribuan orang dan membuat ekonomi lokal bertekuk lutut.
Empat dari lima anak di Gaza menderita tekanan emosional, menurut LSM Save the Children yang berbasis di Inggris.
Human Rights Watch menyebut blokade di Gaza sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan”, membandingkan kondisi di wilayah Palestina dengan “penjara terbuka”. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Mi’raj News Agency (MINA)