Ramallah, MINA – Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh mengecam keras pemotongan dana oleh Israel untuk perbendaharaan Otoritas Palestina (PA).
Ia memperingatkan bahwa pemotongan itu menempatkan keuangan PA dalam situasi yang sangat sulit.
Berbicara pada pembukaan rapat kabinet pekanan pada Selasa (10/8) yang diadakan di Ramallah, Shtayyeh menggambarkan pemotongan Israel bulan ini lebih dari $30 juta, Wafa melaporkan.
Dana itu berasal dari pajak barang-barang yang ditujukan untuk wilayah Palestina yang masuk melalui Pelabuhan milik Israel.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Shtayyeh menyebut tindakan Israel itu “tidak sah” dan “ilegal.”
“Kelanjutan dari pemotongan bulanan ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hak-hak kami dan menempatkan kami dalam situasi keuangan yang sangat sulit,” kata Perdana Menteri.
Menurutnya, itu juga melemahkan kemampuan Palestina untuk memenuhi kebutuhan dan tanggung jawab keuangannya.
Dia menuntut agar semua keuangan yang terutang kepada Palestina, baik dalam bentuk pajak atau biaya yang dikumpulkan di titik penyeberangan dan dalam bentuk lain, dibayar penuh kepada PA.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Israel mengatakan telah memotong $30 juta dari dana PA, yang setara dengan apa yang PA bayarkan sebagai tunjangan untuk keluarga pejuang kemerdekaan Palestina yang dibunuh atau dipenjarakan oleh Israel.
PA sejauh ini belum mampu membayar gaji bulan lalu untuk 180.000 pegawai negerinya, dengan alasan kesulitan keuangan. Dikatakan akan membayar gaji pada 10 hari memasuki bulan baru.
PA telah mengandalkan pendapatan pajak yang dikumpulkan oleh Israel serta bantuan donor internasional dan Arab untuk memenuhi keperluan keuangannya. Tapi bantuan hampir mencapai nol tahun ini, menambah tekanan pada keuangan PA. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel