Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PM Thailand Minta Maaf, Akui Negara Gagal Lindungi Warga dari Banjir

Widi Kusnadi Editor : Arif R - 42 detik yang lalu

42 detik yang lalu

0 Views

(Ilustrasi) Banjir melanda sejumlah wilayah di Thailand akibat cuaca ekstrem. (Foto: Global Flood Emergency)

Bangkok, MINA — Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul secara terbuka meminta maaf kepada publik karena pemerintah dinilai gagal dalam merespons bencana banjir bandang yang melanda kawasan selatan negeri Gajah Putih.

Bencana di Thailand telah merenggut sedikitnya 170 nyawa, meninggalkan duka mendalam bagi ribuan keluarga korban. Al-Jazeera melaporkan.

Menurut data resmi, hujan ekstrem yang melanda 12 provinsi di Thailand selatan memicu banjir dan longsor hebat, memporak-porandakan pemukiman serta infrastruktur. Kurang dari seminggu, jumlah korban tewas melonjak drastis, bertambah delapan orang dari angka sebelumnya 162.

Ribuan rumah penduduk terendam, jutaan warga terdampak, dan puluhan ribu terpaksa dievakuasi sementara.

Baca Juga: Presiden Al-Sharaa: Pembebasan Aleppo Gerbang Menuju Kebebasan Suriah

Anutin mengakui bahwa respons pemerintah terhadap krisis kemanusiaan ini sangat terbatas. Dalam kunjungannya ke daerah terdampak, termasuk kota Hat Yai di Provinsi Songkhla, PM memohon maaf karena “negara belum mampu melindungi dan merawat warga” di tengah keadaan darurat. Janji perbaikan segera dilontarkan, bersamaan dengan rencana kompensasi dan bantuan bagi korban.

Langkah pemerintah untuk menyalurkan bantuan termasuk kompensasi hingga 2 juta Baht kepada keluarga korban, keringanan utang, dan pinjaman usaha tanpa bunga. Namun skala kerusakan dan korban jiwa yang besar memunculkan kritik tajam dari masyarakat dan seruan transparansi dalam penanganan pascabencana.

Peristiwa ini menjadi salah satu bencana alam terparah dalam beberapa dekade terakhir bagi Thailand, dan memunculkan pertanyaan serius soal kesiapan mitigasi bencana, sistem peringatan dini, serta redistribusi sumber daya negara untuk penyelamatan warga. Apalagi, curah hujan sebesar 335 mm dalam sehari di Hat Yai merupakan rekor tertinggi dalam 300 tahun terakhir di wilayah itu.

Banjir bandang ini tidak hanya menimbulkan duka mendalam bagi korban dan keluarga, tetapi juga menjadi peringatan keras bagi pemerintah Thailand serta negara-negara di kawasan tentang betapa rapuhnya ketahanan terhadap bencana alam di era perubahan iklim. []

Baca Juga: Bilal Erdogan: Peristiwa yang Terjadi di Palestina Cerminkan Wajah Dunia Modern

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda