Tunis, MINA – Perdana Menteri Tunisia Hichem Mechichi menegaskan, Tunisia tidak memiliki rencana untuk mengikuti keputusan Maroko melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
“Maroko adalah negara saudara yang sangat kami cintai, tetapi bagi Tunisia keputusan itu tidak ada dalam agenda,” tegasnya.
“Kami menghormati pilihan Maroko,” katanya, demikian dikutip dari MEMO, Kamis (17/12).
Mechichi mengatakan, dirinya belum didekati oleh pemerintahan Trump tentang kesepakatan semacam itu.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Setiap negara memiliki realitasnya sendiri, kebenarannya sendiri, dan diplomasinya sendiri, yang dianggap terbaik bagi rakyatnya,” ujarnya.
Pada bulan Agustus, Presiden Tunisia Kais Saied menegaskan, posisi negaranya tentang hak-hak rakyat Palestina.
Meskipun ia tidak menyebutkan perjanjian normalisasi yang kontroversial, mengaitkan pernyataannya dengan posisi tegas negaranya dalam masalah Palestina.
Kesepakatan Israel-Maroko adalah yang keempat yang ditengahi Amerika Serikat sejak Agustus. Ini mengikuti perjanjian serupa antara Israel, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Sebagai bagian dari perjanjian, Trump setuju untuk mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, di mana sengketa teritorial yang telah berlangsung puluhan tahun telah membuat Maroko melawan Front Polisario yang didukung Aljazair. Front tersebut, berusaha mendirikan negara merdeka di wilayah tersebut.
Palestina telah tertekan terhadap kesepakatan normalisasi. Mereka menuduh negara-negara Arab mengesampingkan tujuan perdamaian dengan meninggalkan tuntutan lama, bahwa Israel harus menyerahkan tanah untuk negara Palestina sebelum dapat menerima pengakuan tersebut. (T/Hju/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon