Istanbul, 18 Dzulqa’dah 1437/20 Agustus 2016 (MINA) – Perdana Menteri Turki (PM) Binali Yildirim, Sabtu (20/8) waktu setempat, mengatakan Presiden Bashar al-Assad tidak bisa menjadi bagian penentu masa depan jangka panjang Suriah.
Alasannya, ujar Yildirim, Presiden Al-Assad adalah orang yang telah menyebabkan ratusan ribu orang meninggal selama perang sipil Suriah berkobar sejak 2011 lalu, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Berbicara kepada sejumlah perwakilan media asing di Istanbul, Yildirim mengatakan, “Pertanyaannya adalah apakah Assad punya peran atau tidak? Assad adalah yang bertanggung jawab atas kematian lebih dari 500.000 orang.”
“Apakah Suriah bisa bergerak maju dengan Assad dalam jangka panjang? Tentu saja tidak,” tegas suksesor PM Ahmet Davotoglu itu.
Baca Juga: Badan Nuklir IAEA Diminta Netral dalam Perundingan Teheran-Washington
Yildirim menyatakan Amerika Serikat (AS) dan Rusia juga mengerti mengenai prospek posisi Presiden Al-Assad dalam masa depan Suriah.
“Hari ini, AS dan Rusia juga mengetahui bahwa Assad tidak pantas menjadi pemersatu dalam jangka panjang. Untuk masa transisi, akan ada pembicaraan damai sehingga kelancaran transisi bisa diraih,” ujarnya.
“(Tapi) menurut pendapat kami, baik PKK maupun Daesh (ISIS) juga Assad, tidak bisa berada dalam masa depan Suriah untuk memastikan perdamaian abadi. Akan tetapi, apakah kita ingin atau tidak, bagaimanapun Assad adalah salah satu pemegang peranan penting,” kata dia.
Yidirim mengajak semua pihak di Suriah untuk duduk bersama-sama atau bersatu dalam menyukseskan masa transisi di negara yang telah porak-poranda dihantam perang sipil sejak 2011 itu.
Baca Juga: Ratusan Pemukim Ilegal Israel Serbu Masjid Al-Aqsa di Hari Kedua Paskah Yahudi
Turki Tingkatkan Peran
Pada kesempatan itu, PM Yildirim juga menegaskan Turki akan menjalankan peran lebih aktif dalam enam bulan mendatang demi membangun perdamaian abadi di Suriah.
Dia menyatakan Ankara tidak akan membiarkan Suriah terpecah berdasarkan garis etnis dan sektarian.
Menurutnya, semuah pihak harus melipatgandakan upaya untuk mencegah lebih banyak korban sipil berjatuhan dan migrasi warga di Suriah.
“Tujuan kami adalah untuk menyediakan solusi segera dengan struktur yang akan mencakup AS dan Rusia, (dan) terutama negara-negara Teluk, Iran, dan Arab Saudi,” kata Yildirim.
Politikus yang juga Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu menambahkan, ketidakstabilan di Suriah telah melahirkan kelompok teroris yang kemudian menyebar ke negara-negara lain, semisal Turki dan Irak. (T/P022/P2)
Baca Juga: Setelah Turkiye dan Mesir, Prabowo Lanjutkan Kunjungan ke Qatar
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)