Ankara, 10 Ramadhan 1438/5 Juni 2017 (MINA) – Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan, peperangan untuk merebut benteng milik kelompok Islamic State (ISIS) di kota Raqqa telah dimulai dua hari lalu.
Pernyataan Ahad (4/6) Yildirim bertentangan dengan komentar hari Sabtu dari aliansi Kurdi-Arab yang memerangi ISIS. Pasukan Demokrat Suriah (SDF) mengatakan bahwa operasi akan “dimulai dalam beberapa hari.”
“Operasi Raqqa yang telah lama direncanakan dimulai pada 2 Juni,” kata Yildirim tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Demikian Nahar Net memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
SDF adalah aliansi Arab-Kurdi Suriah yang didalamnya termasuk Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi yang oleh pemerintah Turki dicap sebagai “kelompok teror”, karena terkait dengan separatis Partai Buruh Kurdistan (PKK) di Turki.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Akhir pekan ini, SDF merebut sebuah kota dan bendungan di sebelah barat Raqqa.
“Kami akan mulai dalam beberapa hari,” kata Jihan Sheikh Ahmed, juru bicara operasi “Wrath of the Efrat“, Sabtu.
Operasi terhadap Raqqa telah menjadi sumber ketegangan yang mendalam antara Amerika Serikat (AS) dan Turki, karena dukungan AS kepada YPG mencakup serangan udara, bantuan pasukan khusus dan persenjataan di lapangan.
Pekan lalu, AS mengatakan bahwa pihaknya mulai mengirim senjata kepada pasukan Kurdi, yang menurut Turki “sangat berbahaya” dan mendesak Washington untuk membatalkan keputusan tersebut.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Sejauh ini, Washington memandang YPG sebagai kekuatan tempur paling efektif melawan ISIS. (T/RI-1/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon