Ankara, 21 Safar 1437/3 Desember 2015 (MINA) – Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengecam klaim Rusia bahwa Turki membeli minyak dari Islamic State (ISIS/Daesh) dan menyebutnya sebagai “kebohongan Soviet”, Kamis (3/12).
Hubungan antara Pemerintah Ankara dan Moskow telah jauh memburuk sejak Turki menembak jatuh jet Su-24 Rusia pada 24 November. Anadolu Agency memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Ada mesin propaganda Soviet selama Perang Dingin yang menghasilkan beberapa kebohongan yang awalnya mereka yakini kemudian mengharapkan dunia untuk melakukannya,” kata Davutoglu dalam konferensi pers di Bandara Esenboga Ankara sebelum terbang ke Azerbaijan.
Setelah insiden penembakan pesawat Rusia di perbatasan Turki-Suriah, Pemerintah Moskow kemudian mengumumkan serangkaian sanksi ekonomi terhadap Ankara. Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin telah menuding keterlibatan Turki dalam pembelian minyak dari ISIS.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Pada konferensi iklim di Paris lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menantang Putin untuk membuktikan tuduhannya. Bahkan ia menantang akan mengundurkan diri jika klaim Rusia itu terbukti.
Erdogan juga meminta Putin untuk melakukan hal yang sama jika tidak bisa membuktikan klaim pembelian Pemerintah Turki terhadap minyak ISIS.
Davutoglu menyatakan karakteristik Rusia kembali ke era Soviet dengan munculnya tudingan palsu yang disebut “kebohongan Soviet”. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan