Ankara, 5 Jumadil Awwal 1436/24 Februari 2015 (MINA) – Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan, kebijakan Turki di Suriah tidak berubah setelah operasi militer Sabtu ke Aleppo untuk memindahkan jenasah Suleyman Shah.
Suleyman Shah adalah kakek Osman I, pendiri Kekaisaran Ottoman. Makamnya dan sekitar 40 tentara Turki yang menjaga wilayah makam di Suriah, dipindahkan selama operasi militer Shah Firat.
“Untuk melindungi hak-hak kami yang ditunjuk oleh hukum internasional, menjamin keamanan tentara kami dan melestarikan warisan sejarah kami,” kata Davutoglu dalam konferensi pers di Bandara Esenboga, Ankara, Senin (23/2), sebelum keberangkatannya ke Hungaria, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Davutoglu juga mengatakan, operasi tersebut merupakan langkah strategis untuk mencegah eksploitasi makam dan kehadiran Turki di sana.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Davutoglu mengatakan bahwa kebijakan negaranya tentang Suriah masih memiliki dasar dalam prinsip independen. Operasi Shah Firat dilakukan karena masalah keamanan yang muncul terkait meningkatnya bentrokan antar kelompok yang berjuang di Suriah, terutama ancaman dari kelompok Negara Islam atau ISIS.
“Dalam situasi baru, posisi kami terhadap rezim Suriah atau Daesh (ISIS) tetap tidak berubah,” kata Davutoglu. “Kami menentang kekejaman keduanya, rezim dan teror Daesh, tapi kami berdiri bersama rakyat Suriah.”
Operasi Shah Firat di Suriah melibatkan hampir 600 tentara dan 39 tank. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama