Teheran, MINA – Polisi anti huru hara dan pasukan keamanan Iran menindak demonstran di puluhan kota pada Selasa (27/9), media pemerintah dan media sosial mengatakan, di tengah berlanjutnya protes terhadap kematian wanita muda Iran Mahsa Amini dalam tahanan polisi.
Amini (22) dari kota Kurdi Iran Saqez, ditangkap bulan ini di Teheran karena “pakaian yang tidak sesuai” oleh polisi moral yang menegakkan aturan ketat berpakaian, The New Arab melaporkan.
Kematiannya memicu demonstrasi besar pertama oposisi di jalan-jalan Iran sejak pihak berwenang menghancurkan protes terhadap kenaikan harga bensin pada 2019.
Meskipun jumlah korban tewas meningkat dan tindakan keras terus dilakukan oleh pihak berwenang, video yang unggah di Twitter menunjukkan demonstran menyerukan jatuhnya pemimpin ulama, saat bentrok dengan pasukan keamanan di Teheran, Tabriz, Karaj, Yazd dan banyak kota Iran lainnya.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Televisi pemerintah mengatakan, polisi bentrok dengan apa yang disebutnya “perusuh” di beberapa kota dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Video yang diunggah di media sosial dari dalam Iran menunjukkan pengunjuk rasa meneriakkan, “Wanita, Kehidupan, Kebebasan”, sementara wanita melambaikan dan membakar kerudung mereka. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata