Sydney, MINA – Polisi Australia menggerebek kantor pusat Australian Broadcasting Corp. (ABC) di Sydney pada Rabu (5/6) atas tuduhan telah menerbitkan materi rahasia tentang tindaktanduk tentara Australia di Afghanistan dua tahun lalu.
Ini merupakan kasus serangan kedua pada media dalam dua hari terakhir ini, sebelumnya polisi menggrebek rumah Editor News Corp., sehingga memicu kritik luas karena dianggap mencederai kebebasan pers.
Polisi Federal Australia (AFP) mengatakan para petugas mereka melaksanakan surat perintah penggeledahan di kantor pusat Australian Broadcasting Corp (ABC) yang didanai pemerintah di Sydney atas laporan yang disiarkan radio itu yang dikenal sebagai “File Afghanistan.”
Penggeledahan ini terjadi sehari setelah polisi menggerebek rumah seorang editor News Corp, meskipun AFP mengatakan penggerebekan itu tidak terkait.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Hal yang amat luar biasa bagi penyiar nasional digeledah dengan cara seperti ini,” ujar Direktur Pelaksana ABC David Anderson dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan Daily Sabah.
“Ini adalah perkembangan serius dan menimbulkan kekhawatiran atas kebebasan pers dan pengawasan publik terhadap pemerintah dalam masalah keamanan dan pertahanan nasional,” timpalnya.
Dia menambahkan, “ABC mendukung para jurnalisnya, akan melindungi sumber-sumbernya dan terus membuat laporan tanpa rasa takut tentang masalah keamanan dan intelijen nasional ketika ada kepentingan publik yang penting.”
AFP mengatakan penggerebekan di ABC itu berkaitan dengan tuduhan mereka telah menerbitkan materi rahasia dan mengikuti rujukan dari Panglima Angkatan Bersemjata Australia dan mantan Menteri Pertahanan yang bertugas pada tahun 2017.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Enam polisi mendatangi kantor ABC di Sydney dengan membawa surat perintah yang menargetkan tiga wartawan senior dan eksekutif yang terlibat dalam laporan investigasi yang disiarkan dua tahun lalu.
Pada 2017, ABC memperoleh dokumen yang menunjukkan pasukan khusus Australia telah membunuh orang-orang tak bersalah dan anak-anak di Afghanistan dan menerbitkan temuan itu dalam serangkaian siaran.
Sementara itu, penggerebekan terhadap editor News Corp dilakukan terkait laporan mediar itu di 2018 yang mengatakan lembaga-lembaga intelijen Australia ingin melakukan pengawasan dengan cara mengakses email, akun bank, dan pesan singkat masyarakat. (T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu