Brussels, 17 Jumadil Akhir 1437/26 Maret 2016 (MINA) – Operasi penyergapan baru dilakukan di Brussels, Belgia, setelah seerangan bom di bandara dan stasium metro, menangkap tiga pria yang salah satunya membawa tas bahan peledak.
Pejabat kejaksaan federal mengatakan, dua di antaranya ditembak di kaki dalam penyergapan Jumat (25/3) di distrik Schaerbeek serta lingkungan Forest dan Saint-Gilles. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sebelumnya, penyergapan di Schaerbeek juga dilakukan pada Kamis malam. Pada awalnya enam orang ditahan untuk ditanyai, sebelum akhirnya tiga dari mereka dibebaskan.
Setidaknya dua ledakan terdengar di Schaerbeek pada awal operasi penyergapan pada Jumat.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Di saat razia itu dilakukan, di sisi lain, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menempatkan karangan bunga di tugu peringatan di bandara Zaventem untuk korban serangan bom Brussels.
Kerry datang ke Brussels untuk pembicaraan keamanan dengan negara dan pejabat Uni Eropa pasca serangan yang melanda ibu kota itu.
Sebelumnya, Kerry menyampaikan janji untuk membantu Belgia dan Uni Eropa terkait masalah keamanan.
Pada Selasa 22 Maret, pelaku bom bunuh diri menghantam bandara Brussels dan stasiun kereta metro yang menewaskan 31 orang dan melukai sedikitnya 270 jiwa. Itu adalah serangan terburuk dalam sejarah Belgia.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Kelompok Islamic State (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas pengeboman di Brussels. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu