Polisi Berlin Selidiki Komentar Holocaust Presiden Palestina

Berlin, MINA – Polisi Berlin mengatakan pada Jumat bahwa mereka telah melancarkan penyelidikan terhadap Presiden Palestina Mahmoud Abbas atas komentarnya tentang Holocaust, saat kunjungannya ke ibu kota Jerman baru-baru ini.

Polisi telah menerima pengaduan yang menuduh Abbas “merelatifkan Holocaust” dan sedang menyelidiki “karena dicurigai menghasut kebencian”, kata seorang juru bicara polisi, The New Arab melaporkan.

Setiap temuan yang relevan akan diteruskan ke jaksa Berlin yang pada akhirnya akan memutuskan apakah suatu kejahatan telah dilakukan.

Menyepelekan Holocaust adalah pelanggaran kriminal di Jerman. AP sebelumnya pada hari Jumat mengatakan, penyelidikan “awal” telah dibuka terhadap Abbas.

Pada konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Berlin pada hari Selasa (16/8), Abbas menuduh Israel melakukan “50 Holocaust” sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang peringatan 50 tahun serangan terhadap tim Israel di Olimpiade Munich oleh pejuang Palestina.

“Dari tahun 1947 hingga hari ini, Israel telah melakukan 50 pembantaian di desa-desa dan kota-kota Palestina, di Deir Yassin, Tantura, Kafr Qasim dan banyak lainnya, 50 pembantaian, 50 Holocausts,” kata Abbas.

Dua dari pembantaian yang dicatat oleh Abbas terjadi selama Nakba, di mana ratusan ribu orang Palestina secara etnis dibersihkan dari rumah mereka selama pembentukan negara Israel antara tahun 1947 dan 1949.

Jutaan orang Palestina yang diusir selama periode ini atau keturunan dari mereka yang diusir, tetap tidak dapat kembali ke tanah mereka dan dipaksa untuk hidup sebagai pengungsi di luar negeri.

Scholz tidak segera menentang Abbas atas komentarnya. Namun, menyusul kritik luas, tweetnya pada hari Rabu mengatakan bahwa dia “jijik dengan pernyataan keterlaluan” yang dibuat oleh pemimpin Palestina. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.