Brussel, MINA – Aparat kepolisian membubarkan mahasiswa dari kampus Free University of Brussels di Belgia pada Selasa (25/6), tempat mereka melakukan aksi duduk selama satu setengah bulan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Kantor berita resmi Belgia, Belga melaporkan, polisi turun tangan di pagi hari untuk mengakhiri aksi duduk terus menerus di kampus. Polisi membongkar tenda, merobek spanduk dan mengusir mahasiswa yang melakukan protes.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, pihak administrasi universitas mengumumkan pada 28 Mei lalu bahwa mereka akan menangguhkan hubungan akademis dengan Israel hingga entitas penjajah itu mematuhi keputusan Mahkamah Internasional (ICJ), Quds Press melaporkan.
Baru-baru ini, presiden universitas Annemie Schaus menyatakan bahwa aksi duduk tersebut telah “melampaui tujuannya” dan meminta agar gedung tersebut dikosongkan sesegera mungkin.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Berdasarkan unggahan mahasiswa di media sosial, intervensi polisi untuk membubarkan aksi duduk digambarkan sebagai tindakan yang “keras.”
Melansir Middle East Monitor, gelombang protes mahasiswa, yang dimulai di Amerika Serikat, kini telah menyebar secara global, dengan universitas-universitas baru bergabung dengan gerakan pro-Palestina dan menentang agresi Israel di Gaza.
Ribuan mahasiswa di banyak universitas di seluruh dunia telah berdemonstrasi mendukung Palestina, dan menyerukan diakhirinya kemitraan ekonomi dengan universitas-universitas Israel.[]
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)