Paris, MINA – Polisi Perancis mengevakuasi ratusan migran dari dua kamp di Paris utara pada Kamis (7/10) setelah sehari pemerintah meluncurkan serangkaian langkah untuk mengambil kembali kendali imigrasi.
Sekitar 600 petugas polisi mengawal para migran dari tenda-tenda dan mengangkut mereka ke pusat-pusat imigrasi pada saat hujan deras, demikian Nahar Net yang dikutip MINA pada Jumat (8/11).
Dua kamp tersebut di Porte de la Chapelle dekat dengan Ibu Kota dengan jumlah sekitar 600 – 1.200 migran.
Para pengungsi, berasal dari Afghanistan, Afrika sub-Sahara dan negara-negara di benua Afrika yang tidak dianggap, termasuk bagian Afrika Utara.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
“Saya tidak bisa membiarkan situasi berbahaya seperti ini, ini tidak bisa diteruskan” kata Kepala Polisi Paris Didier Lallement kepada wartawan di lokasi kejadian.
Dia menambahkan, operasi tersebut merupakan salah satu operasi terbesar di Paris sejak kamp-kamp pengungsian secara rutin mulai bermunculan pada 2015, diputuskan dalam kerangka implementasi rencana (pemerintah), dan tidak terjadi secara kebetulan.
Sebelumnya Presiden Perancis Emmanuel Macron telah berjanji untuk menindak imigrasi, suatu langkah sebagai upaya untuk menjaga partai-partai sayap kanan agar tidak memanfaatkan isunya menjelang pemilihan umum tahun depan.
“Kami ingin mengambil kembali kendali atas kebijakan migrasi kami,” kata Perdana Menteri Edouard Philippe saat konferensi pers pada Rabu (6/11) yang menjelaskan rangkaian langkah-langkah pemerintah untuk memperkuat kedaulatan Prancis.
Baca Juga: Badai Salju Terjang Eropa Barat
Di samping itu, Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner memeperingatkan bahwa beberapa kamp menampung hingga 3.000 migran di timur laut Paris akan dievakuasi sebelum akhir tahun ini.
Castaner juga mengatakan bahwa pihaknya akan menyediakan 16.000 tempat di tiga pusat untuk imigran baru, sebagai langkah mencegah migran mendirikan permukiman baru. (T/hju/R10/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant