Tel Aviv, MINA – Kepolisian Israel tengah melakukan investigasi kepada istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sara Netanyahu, di tengah dugaan korupsi, demikian harian Israel Jerusalem Post melaporkan Rabu (2/8).
Sara Netanyahu dituduh menerima hadiah “mewah dan tidak pantas” dari pengusaha kaya dan membayar suap kepada seorang pimpinan sebuah media sebagai imbalan atas liputan yang menguntungkan, demikian laporan Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip MINA, Kamis (3/8).
Dia juga dituduh memesan perabotan baru untuk kediaman perdana menteri di Yerusalem. Kemudian, dia menukarnya dengan perabotan lama dari rumahnya di Kaisarea. Selain itu, dia dituduh menggandakan jumlah tamu makan malam di kantor Netanyahu agar bisa membeli koki pribadi.
Polisi juga telah meluncurkan penyelidikan kecurangan yang terpisah menyusul tuduhan bahwa Netanyahu telah memakai dana negara untuk pengeluaran pribadi.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Pada bulan Januari 2017, istri perdana menteri memberikan kesaksian pada pengadilan terkait dengan tuduhan pertama.
Otoritas Pendudukan Israel, sementara itu, telah melarang semua liputan media mengenai penyelidikan polisi yang sedang berlangsung.
Perdana menteri sendiri juga mendapat kecaman di tengah serangkaian tuduhan korupsi dan telah diinterogasi oleh polisi pada tiga kesempatan terpisah sepanjang tahun ini.
Netanyahu serentak menyangkal tuduhan tersebut menuduh organisasi media Israel tertentu mencoba ingin “menggulingkan” pemerintahannya yang saat ini dipimpin partai mayoritas Partai Likud.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Netanyahu dituduh terlibat dalam sejumlah kasus korupsi. Skandal Bezeq dari hasil penyelidikan yang diluncurkan awal Juni lalu oleh Otoritas Keuangan Israel. Investigasi tersebut melibatkan interogasi dengan Elovitch, sekelompok pejabat senior.
Ada kecurigaan seputar penjualan saham Bezeq di Eurocom – perusahaan milik Elovitch – kepada Yes, anak perusahaan lain-. Menurut dugaan Yes memalsukan sejumlah dokumen keuangan, termasuk memanipulasi angka pendapatan dan biaya untuk 2015 dan 2016. (T/R01/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka