Srinagar, MINA – Kepolisian Kashmir mengatakan, kasus pemotongan rambut kepang yang marak terjadi, menjadi tantangan utama untuk dipecahkan.
“Insiden pemotongan rambut kepang sekarang menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Ini adalah tantangan bagi kami, mengapa insiden ini terjadi dan siapa yang melakukannya,” kata Inspektur Jenderal Polisi Kashmir Muneer Khan, Ahad (15/10) kepada Greater Kashmir yang dikutip MINA.
Pihak berwenang Kashmir telah mencatat lebih dari 100 serangan pemotongan kepang tanpa ada yang ditangkap sejauh ini.
Sementara seorang pejabat senior di kepolisian India mengungkapkan, sudah lebih 1.500 insiden serangan pemotongan rambut kepang terjadi di seluruh wilayah India, termasuk di New Delhi.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Polisi mengatakan bahwa mereka telah “memilih sebuah garis” untuk diikuti dalam penyelidikan. Dikatakan, korban harus menjalani tes untuk mengetahui jenis semprotan yang digunakan oleh pelaku kejahatan untuk membius korban yang semuanya perempuan.
Pernyataan itu untuk pertama kalinya kepolisian mengakui pemotongan kepang sebagai tindak kriminal, setelah lebih dua bulan kasus tersebut marak terjadi dan meresahkan warga.
Sebelumnya, kepolisian menuding para korban mengalami gangguan mental sehingga memotong kepangnya sendiri.
Kegagalan polisi dalam menangkap seorang pun pelaku serangan dan tidak bisa mengungkap motifnya, mendorong warga melakukan demonstrasi di berbagai wilayah India, khususnya di Negara Bagian Jammu dan Kashmir.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Serangan pemotongan kepang selalu dilakukan oleh orang tidak di kenal kepada wanita dengan beberapa cara, di antaranya membius korban lebih dulu atau memotong kepang korban di saat waktu tidur. (T/RI-1/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina