Jarusalem, 11 Ramadhan 1435/9 Juli 2014 (MINA) – Polisi Israel menolak wanita Muslim, khususnya mahasiswa, masuk ke Masjid Al Aqsa sejak Selasa Pagi, (8/7), demikian Yayasan Wakaf dan Warisan Al Aqsha melaporkan.
Pasukan Polisi menyerang sekelompok wanita Palestina setelah mereka dilarang masuk ke masjid Al Aqsha.
Sementara itu, 15 pemukim ekstremis Israel, dipimpin oleh pendeta fanatik Yehuda Glick yang berafiliasi dengan partai Likud, masuk ke masjid bawah perlindungan ketat oleh polisi pendudukan Israel, demikian dilaporkan Palestine Information Center yangbang Majlis dikutp Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.
Yayasan Al-Aqsa mengatakan dalam sebuah pernyataannya, tentara Israel yang dikerahkan ke gerbang Al Maj’lis telah melecehkan para demonstran perempuan dengan merampas cadar mereka.
Baca Juga: Hamas Kecam Israel Gunakan Bantuan Kemanusiaan sebagai “Alat Negosiasi”
Ia menambahkan bahwa otoritas pendudukan Israel (IOF) telah mengambil langkah-langkah keamanan yang ketat di sekitar al-Aqsa gerbang, di mana ID dan tas Palestina yang provokatif diperiksa.
Dalam acara yang terkait, bentrokan pecah di kawasan Aqbat al-Khalidiya, di Kota Tua Yerusalem, menyusul serangan yang dilancarkan oleh geng pemukim Israel pada penduduk asli. Para pemukim menyemprotkan gas merica beracun terhadap warga sipil Palestina di seluruh serangan itu.
Serangan dikawal oleh puluhan patroli pendudukan Israel dan polisi, yang masuk ke daerah itu menggunakan tabung gas air mata, bom suara, dan gas beracun lainnya.
Baca Juga: Blokade terus Berlanjut, Gaza Tenggelam dalam Krisis Kemanusiaan
Insiden itu bertepatan dengan gelombang kampanye massa-penangkapan dimulai di tempat yang berbeda dari Pendudukan Yerusalem, sehingga jumlah keseluruhan Jerusalemite tawanan, setidaknya, 36 warga, semua ditangkap dalam waktu tidak lebih dari 24 jam. (T/P010/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kabinet Israel Setujui Rencana Perluasan Serangan ke Gaza