Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

POLISI ITALIA SERET MIGRAN DARI PERBATASAN PERANCIS

Rudi Hendrik - Rabu, 17 Juni 2015 - 10:35 WIB

Rabu, 17 Juni 2015 - 10:35 WIB

617 Views

MIGRAN-AFRIKA6-300x169.jpg" alt="Seorang migran Afrika diangkat paksa oleh polisi Italia di perbatasan Ventimiglia, Selasa 16 Juni 2015. (Foto: ANSA/AP)" width="300" height="169" />Selasa Seorang migran Afrika diangkat paksa oleh polisi Italia di perbatasan Ventimiglia, Selasa 16 Juni 2015. (Foto: ANSA/AP)

Imperia, Italia, 30 Sya’ban 1436/17 Juni 2015 (MINA) – Polisi Italia Selasa  memaksa puluhan migran Afrika yang berkemah selama berhari-hari di perbatasan Italia-Perancis untuk meninggalkan lokasi itu.

Beberapa migran terpaksa diseret paksa dengan memegang kedua tangan dan kakinya, lalu dibawa dengan ambulans Palang Merah ke stasiun kereta api.

Puluhan migran itu melakukan protes dengan harapan bisa diizinkan pergi lebih jauh ke utara.

“Kami adalah manusia. Kami bukan binatang,” kata Saddam, seorang migran Sudan yang terkena  operasi polisi pada Selasa (16/6) di perbatasan Ventimiglia. “Saya tahu kami hitam dan kami berasal dari Afrika, tetapi kami masih manusia,” katanya.

Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow

Pengungsi sebagian besar barasal dari Sudan dan Eritrea. Mereka telah berkemah selama lima hari setelah polisi perbatasan Perancis menolak membiarkan mereka menyeberang. Mereka menolak pergi dan mengatakan mereka ingin mencari anggota keluarganya di tempat lain di Eropa.

Berdasarkan aturan Uni Eropa, calon pengungsi seharusnya memberikan sidik jarinya dan mengajukan permohonan suaka di negara Uni Eropa pertama yang mereka singgahi.

Banyak pendatang baru, namun kebanyakan mereka lebih memilih melewati Italia tanpa resmi terdaftar.

Jika mereka terdaftar, mereka dapat pergi ke utara lebih lanjut untuk menemukan kesempatan kerja yang lebih baik, sementara klaim suaka mereka sedang diproses.

Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza

Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano pada hari yang sama tiba di pertemuan Menteri Dalam Negeri Uni Eropa di Luxembourg. Dia mengatakan kejadian di Ventimiglia adalah bukti bahwa migran tidak ingin tinggal di Italia, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Italia telah menanggung beban menyelamatkan migran di laut dan memberikan bantuan awal untuk mereka. Pemerintah menuntut negara-negara Eropa turut menampung migran dan membiarkan mereka mengajukan permohonan suaka di tempat lain.

Menurut lembaga pengungsi, sudah 54.000 migran mendarat pada tahun ini di Italia, tapi banyak negara Uni Eropa lainnya menolak usulan untuk membantu.

Sebagai tanggapan, Perancis telah memperkuat kontrol perbatasan selama beberapa pekan terakhir. (T/P001/R02)

Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Eropa
Eropa
MINA Millenia
Internasional
Eropa
Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
girl's hand holding
Khadijah
Indonesia
Dunia Islam