Srinagar, 14 Syawwal 1438/8 Juli 2017 (MINA) – Menghadapi setahun kematian komandan pejuang Burhan Wani dan seruan aksi mogok massal rakyat muslim Kashmir, polisi melarang penyelengaraan salat Jumat di beberapa masjid jami di Srinagar dan Pulwama pada Jumat (7/7) kemarin.
Sehari menjelang 8 Juli, tanggal Burhan dibunuh oleh polisi India tahun lalu, pihak berwenang menutup semua rute yang menuju ke masjid jami di Nowhatta dan melarang orang-orang melakukan salat Jumat berjemaah.
Salat berjemaah juga tidak diperbolehkan di beberapa masjid di Tral, kampung halaman Burhan. Demikian Kashmir Reader memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Bentrokan antara pemuda Kashmir dan pasukan kepolisian India pecah di beberapa wilayah di distrik Anantnag, Pulwama dan Bandipora.
Di Srinagar, polisi menahan atau menempatkan beberapa pemimpin pro-kebebasan, termasuk Ketua Konferensi Hurriyat (G) Syed Ali Geelani dan Hurriyat (M) Mirwaiz Umar Farooq dalam tahanan rumah.
Di Anantnag, setelah salat Jumat, para pemuda turun ke jalan di alun-alun Mattan Chowk dan melemparkan batu kepada pasukan pemerintah. Bentrokan kecil setelah salat Jumat juga terjadi di beberapa daerah.
Saksi mata mengatakan bahwa pembatasan salah berjemaah di masjid-masjid Tral diberlakukan sepanjang hari. Namun, segera setelah salat Jumat, bentrokan meletus di Haal, Tawab dan alun-alun utama di kota Pulwama.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Pasukan menggunakan tembakan gas air mata untuk membubarkan para pelempar batu di daerah-daerah tersebut.
Sebelumnya, polisi juga membatasi layanan internet di Kashmir sebelum, saat dan setelah peringatan setahun kematian Burhan.
Kematian Burhan menjadi pemicu terjadinya pemberontakan rakyat terhadap pemerintah India. Hampir seratus warga sipil tewas oleh polisi selama bentrokan. (T/RI-1/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan