Idomeni, Yunani, 8 Dzulqa’dah 1436/23 Agustus 2015 (MINA) – Ratusan pengungsi di Yunani memaksa melintasi perbatasan Macedonia ketika polisi menembakkan granat kejut dalam upaya menghentikan mereka, Sabtu (22/8).
Selama dua hari berturut-turut, polisi menembakkan granat setrum dan bentrok dengan pengungsi yang mencoba melalui perbatasan Yunani-Macedonia, Al Jazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Para pengungsi bergegas menerobos pagar kawat berduri ketika penjaga perbatasan mencoba menghentikan mereka.
Ribuan pengungsi yang diguyur hujan telah terperangkap dalam lahan tak bertuan sejak Kamis.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Jumat malam, polisi telah membiarkan kelompok-kelompok kecil yang membawa keluarga serta anak-anak melintasi perbatasan dengan berjalan ke stasiun kereta api di kota Gevgelija, Macedonia. Mereka sebagian besar menaiki kereta menuju perbatasan Serbia, sebelum menuju Hungaria.
Sementara itu sebagian besar pengungsi tidak bisa menyeberang, termasuk banyak wanita dan anak-anak yang menghabiskan malam kehujanan dan kedinginan di tempat terbuka.
Wartawan Al Jazeera Jonah Hull melaporkan dari sisi perbatasan Yunani, Idomeni, semua warga negara Pakistan, Afghanistan dan Irak, mengaku berwarganegara Suriah, karena warga Suriah memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan suaka.
“Para pengungsi melarikan diri dari perang saudara di negara mereka, tapi banyak pula lainnya yang jadi migran karena alasan ekonomi,” kata Hull. (T/P001/P2)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas