Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

POLISI MACEDONIA TEMBAKI PENGUNGSI DI PERBATASAN YUNANI

Rudi Hendrik - Ahad, 23 Agustus 2015 - 09:33 WIB

Ahad, 23 Agustus 2015 - 09:33 WIB

608 Views

Seorang perempuan Suriah menangis dalam pelukan suaminya di perbatasan Yunani dan Macedonia. (Foto: Reuters)
Seorang perempuan Suriah menangis dalam pelukan suaminya di <a href=

perbatasan Yunani dan Macedonia. (Foto: Reuters)" width="300" height="169" /> Seorang perempuan Suriah menangis dalam pelukan suaminya di perbatasan Yunani dan Macedonia. (Foto: Reuters)

Idomeni, Yunani, 8 Dzulqa’dah 1436/23 Agustus 2015 (MINA) – Ratusan pengungsi di Yunani memaksa melintasi perbatasan Macedonia ketika polisi menembakkan granat kejut dalam upaya menghentikan mereka, Sabtu (22/8).

Selama dua hari berturut-turut, polisi menembakkan granat setrum dan bentrok dengan pengungsi yang mencoba melalui perbatasan Yunani-Macedonia, Al Jazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Para pengungsi bergegas menerobos pagar kawat berduri ketika penjaga perbatasan mencoba menghentikan mereka.

Ribuan pengungsi yang diguyur hujan telah terperangkap dalam lahan tak bertuan sejak Kamis.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Jumat malam, polisi telah membiarkan kelompok-kelompok kecil yang membawa keluarga serta anak-anak melintasi perbatasan dengan berjalan ke stasiun kereta api di kota Gevgelija, Macedonia. Mereka sebagian besar menaiki kereta menuju perbatasan Serbia, sebelum menuju Hungaria.

Sementara itu sebagian besar pengungsi tidak bisa menyeberang, termasuk banyak wanita dan anak-anak yang menghabiskan malam kehujanan dan kedinginan di tempat terbuka.

Wartawan Al Jazeera Jonah Hull melaporkan dari sisi perbatasan Yunani, Idomeni, semua warga negara Pakistan, Afghanistan dan Irak, mengaku berwarganegara Suriah, karena warga Suriah memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan suaka.

“Para pengungsi melarikan diri dari perang saudara di negara mereka, tapi banyak pula lainnya yang jadi migran karena alasan ekonomi,” kata Hull. (T/P001/P2)

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Feature
Internasional
Timur Tengah