Rabat, MINA – Otoritas Maroko pada Senin membubarkan sekelompok aktivis yang mencoba menggelar protes di luar gedung parlemen di Ibu Kota untuk mengecam keputusan negara itu karena menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Puluhan petugas polisi anti huru-hara dikerahkan untuk mendorong pengunjuk rasa menjauh dari parlemen di Rabat. Demonstran ingin menunjukkan solidaritas kepada warga Palestina dan menolak normalisasi hubungan antara Rabat dan Yerusalem, Times of Israel melaporkan.
Pemerintah Maroko pada Kamis (10/12) mengumumkan “dimulainya kembali hubungan” dengan Israel, tak lama setelah Presiden AS Donald Trump men-tweet bahwa Rabat dan Tel Aviv telah “menyetujui hubungan diplomatik penuh.”
Sion Assidon, seorang Yahudi Maroko dan aktivis hak asasi manusia, mengatakan kepada wartawan saat dikawal oleh pihak berwenang, “siapa pun yang mengungkapkan ketidaksepakatan harus menempelkan lakban di mulut mereka.”
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Abdessamad Fathi, Presiden Moroccan Instance for Support of Ummah Affairs, sebuah kelompok yang berafiliasi dengan gerakan Al Adl Wal Ihsane, mengatakan di Facebook bahwa keputusan pihak berwenang untuk melarang aksi duduk merupakan indikasi bahwa normalisasi hubungan dengan Israel “diberlakukan di Maroko.” (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)