Kairo, 22 Shafar 1435/25 Desember 2013 (MINA) – Pasukan keamanan Mesir pada Selasa (25/12) menangkap mantan Perdana Menteri Hisham Qandil yang sebelumnya dituduh jaksa gagal melaksanakan putusan pengadilan untuk merasionalisasi sebuah perusahaan tekstil.
“Dia ditangkap di daerah pegunungan dengan seseorang yang mencoba ‘melarikan’ diri ke Sudan,” kata Kementerian Dalam Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan yang dikutip Egypt Independent dan MINA (Mi’raj News Agency).
Qandil diangkat sebagai perdana menteri pada Juli 2012 oleh presiden terguling Muhamad Mursi setelah memenangkan pemilu pertama demokrasi Mesir. Menjabat satu tahun pemerintahan, Mursi dikudeta militernya pada 3 Juli 2013.
Pemerintah sementara Mesir yang dibangun setelah penggulingan presiden demokrasi pertama mereka, mulai menahan para petinggi dan anggota Ikhwanul Muslimin yang ikut andil dalam berbagai aksi protes anti kudeta sejak Juli hingga sekarang.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Petinggi Ikhwan yang ditangkap termasuk Muhamad Badie, ketua Ikhwanul Muslimin dan wakilnya Khairat Al-Shatir serta beberapa petinggi lainnya seperti Muhamad al-Beltagy yang puteri remajanya ditembak mati sniper saat melakukan aksi demo menentang kudeta di Rab’ah pertengahan Agustus lalu.
Pada 25 Desember, Pemerintah Mesir membekukan aset 1.130 LSM dan 137 sekolah yang diduga berhubungan dengan Ikhwan. Kini, organisasi Islam terbesar di Mesir itu terancam untuk tidak kembali ke dalam ranah perpolitikan negara seperti di era Mubarak dulu.(T/P014/P03)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama