Kairo, MINA – Sejumlah politisi dan intelektual Mesir meminta Presiden Abdel Fattah Al-Sisi mengirimkan pesan jera kepada dunia yang menyatakan bahwa Mesir tidak akan berpangku tangan jika pendudukan Israel terus melanjutkan agresinya di Rafah, tempat 1,5 juta warga Palestina mengungsi dari pemboman Israel melintasi batas.
Pesan yang ditujukan kepada Al-Sisi muncul setelah agresi pendudukan Israel mencapai wilayah Rafah di sepanjang perbatasan Mesir. Demikian dikutip dari Memo, Selasa, (13/2).
Hassan Nafaa, profesor ilmu politik di Universitas Kairo, mengatakan saat yang menentukan di Gaza semakin dekat, ketika Perdana Menteri pendudukan Israel Benyamin Netanyahu bersikeras untuk menyerang Rafah setelah mendeportasi paksa lebih dari satu juta warga Palestina.
“Presiden diharuskan secara pribadi mengirimkan pesan pencegahan yang menyatakan bahwa Mesir tidak akan tinggal diam dan pada saat yang sama menyerukan pertemuan puncak darurat Arab,” tambahnya.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Sementara itu, jurnalis Osama Al-Alfi meminta Al-Sisi untuk mengunjungi Penyeberangan Rafah sebagai ekspresi solidaritas rakyat dan kepemimpinan Mesir terhadap perjuangan dan hak-hak rakyat Palestina, dan untuk membantah rumor yang dipromosikan oleh Tel Aviv bahwa Mesir telah menyetujui rencana pendudukan Israel untuk memusnahkan perlawanan Palestina.
Jurnalis Mustafa Bakri, yang memiliki hubungan dekat dengan rezim Sisi, mengatakan tentara Mesir bersiaga menghadapi perkembangan apa pun, menekankan bahwa keamanan nasional dan perbatasan Mesir adalah garis merah, dan seluruh rakyat Mesir mendukung tentara dan Panglima Tertinggi mereka. Al-Sisi.
Dia menambahkan bahwa genosida Israel di Gaza adalah “Holocaust” yang belum pernah terjadi dalam sejarah modern dan merupakan aib bagi seluruh dunia, menandakan runtuhnya semua organisasi dan konvensi internasional.
Beberapa analis telah memperingatkan bahwa pendudukan Israel mungkin akan mengebom tembok yang didirikan Mesir di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza yang terkepung untuk membuka koridor bagi warga Palestina untuk meninggalkan Gaza, sebagai bagian dari rencana mereka untuk memukimkan kembali Gaza dan membersihkan daerah kantong tersebut dari penduduk asli Palestina. (T/B03/P1)
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Mi’raj News Agency (MINA)