Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polri: Media Beri Sumbangan Besarkan Terorisme

Hasanatun Aliyah - Kamis, 31 Mei 2018 - 00:56 WIB

Kamis, 31 Mei 2018 - 00:56 WIB

1 Views

Jakarta, MINA – Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Polri, Brigjen Polri Rikwanto menilai media juga telah ikut memberikan sumbangan dalam membesarkan terorisme.

Menurutnya, lima kasus terorisme pasca bom di Gereja Surabaya (13/5) tahun 2018, terjadi dalam  waktu sangat dekat yang kemudian diberitakan oleh semua media secara terus-menurut membuat terorisme merasa besar diri.

“Hati-hati media juga ikut memberikan sumbangsih membersarkan terorisme. Terorisme dianggap berhasil apabila diberitakan secara besar-besaran. Bom Surabaya, disini media niatnya untuk memberitakan apa adanya, ini malah justru mempromosikan terorisme,” katanya dalam diskusi publik Pemberitaan dan Penyiaran Tentang Terorisme di Hotel Borobudur, Jakarta pada Rabu (30/05).

Ia melanjutkan, begitupun sebaliknya, jika tindakan terorisme tidak mendapat perhatian dari media, maka aksi teror yang dilakukan terorisme dianggap gagal.

Baca Juga: Jelang Pilkada dan Nataru, Stok Pangan di Jateng Aman

Terkait itu, maka informasi yang diberikan harus terlebih dahulu diverifikasi, mana yang boleh dan tidak untuk di publikasikan.

Selain itu, media juga tidak terlalu berlebih-lebihan dalam memberitakan aksi terorisme untuk menghindari terjadinya tindakan-tindakan susulan.

Dalam hal ini ia juga mengingatkan media perlunya kepekaan dan mengedepankan etika dalam peliputan sesuai peraturan Komis Penyiaran Indonesia (KPI) tentang pedoman perilaku penyiaran (P3) tahun 2012.

Ia menambahkan, media juga harus menghilangkan stigmatisasi teroris kepada satu agama atau suku tertentu, namun ada pihak yang ingin mengaitkan teroris dengan Islam. Sementara pada faktanya pelaku kejahatan yang dipidana dari berbagai latar belakang. Dalam hal ini, pihaknya (polisi) mempidanakan pelaku berdasarkan perbuatannya.

Baca Juga: Entaskan Kemiskinan, BAZNAS RI Siapkan 10 Program Prioritas Tahun 2025

Media jangan memberitakan pelaku teroris identik dengan agamanya. Selama ini, teroris itu cenderung dilabelkan ke Islam. Ada yang mati-matian menyandingkan ke Islam, dan ada ulama yang mati-matian menolak itu. Saya kira media harus menghilangkan labelisasi ini,” tambahnya. (L/R10/RS2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] Konflik Lebanon-Israel Semakin Memanas

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
Kolom
Internasional