Bogor, MINA – Pondok Pesantren Al-Fatah memperkenalkan bertanam dengan Demonstration Plot atau Demplot pertanian organik di Ponpes Al-Fatah, Pasirangin, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bergerak di bidang pertanian.
Pimpinan Majelis Wakaf Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Syafril Lubis mengatakan, Sabtu (18/3/2023), diperlukan perlakuan khusus dalam mengelola lahan sempit agar produktif, kelestariannya dapat dijaga secara berkelanjutan.
“Model Demplot bisa memanfaatkan lahan sempit agar produktif, juga memerlukan bibit unggul sebab lahannya terbatas, hasil panennya juga cukup bagus,” kata Syafril.
Menurutnya, hal ini sangat membantu warga yang memilik lahan terbatas, untuk mendapatkan ilmu bercocok tanam menggunakan model demplot agar bisa diketahui estimasi biaya dan hasil produksinya.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
Syafril mempersilakan ibu-ibu bisa memanfaatkan lahan yang ada di rumah untuk demplot. Biaya pembuatan Demplot di Ponpes Al-Fatah membutuhkan lahan 5 x 7 meter2, dengan biaya yang dikeluarkan 15 juta.
Tanaman hidroponik budidaya menanam dengan memanfaatkan air sebagai media tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan, bercocok tanam dengan sistem hidroponik karena dianggap lebih efektif dan efisien.
Program ini bisa membantu pesantren unit usaha dan melatih santri untuk bisa bertanam. Model Demplot bisa dikembangkan selama 24 hari, kita hanya membutuhakan pupuk, tidak ada vitamin, warga Pasirangin bisa merealisasikan Demplot tanaman hidroponik.
“Insya-Allah kita bisa memberikan pelatihan taman demplot hidroponik. Panen perdana demplot hidroponik meningkatkan hasil pertanian yang berkualitas untuk meningkatkan kesejahteraan ummat,” lanjutnya.
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
Pengelola Pertanian Demplot Ponpes Al Fatah Cileungsi, Syamsuri mengatakan, dalam bertanam dengan cara Demplot banyak hal yang wajib diperhatikan mulai dari siapa saja yang wajib berpartisipasi dalam saat demplot berlangsung.
“Salah satu aktivitas penyuluhan pertanian dengan cara sistem Demplot bisa melihat survei wilayahnya. Pembuatan panen perdana dengan Demplot tanaman hidroponik bisa menghasilkan 10 kali panen,” ujar Syamsuri.
Dia menuturkan, “kita bisa memfaatkan lahan yang sempit hasilnya juga bisa dijual ke warga perumahan yang memiliki pangsa pasarnya bagus”.
Hasil dari tanaman hidroponik sayurannya tidak mudah layu, lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida atau bahan kimia. (L/R4/RS2)
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan
Mi’raj News Agency (MINA)