Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Pondok Pesantren Al-Fatah yang berlokasi di desa Pasirangin, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor berkomitmen untuk menerapkan konsep masjid dan pesantren ramah lingkungan (ecoMasjid dan ecoPesantren).
Hal itu diungkapkan oleh Pembina Ponpes Al-Fatah, Yakhsyallah Mansur kepada Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup (LPLH) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Hayu Prabowo saat berkunjung ke pesantrennya, Sabtu (7/12).
“Ecomasjid dan ecopesantren merupakan penerapan inti dari ajaran syariat Islam yang bersih, suci dan ramah lingkungan,” kata Yakhsyallah Mansur.
Sementara itu, Hayu Prabowo menekankan pesantren harus bisa mandiri dalam sedikitnya tiga hal, yaitu air, pangan dan energi. Itulah yang menjadikan lembaga LPLH MUI sangat konsen tentang tiga hal itu.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
“Air merupakan kebutuhan hidup dan ibadah. Pengelolaan air di pesantren menjadi hal yang sangat penting, demikian juga pangan dan energi yang sebenarnya bisa dihasilkan dari pesantren itu sendiri dengan teknologi sederhana,” paparnya.
Kunjungan Hayu Prabowo ke Ponpes Al-Fatah merupakan tindak lanjut dari program pelatihan ecoMasjid yang telah dilaksanakan pada 3-5 Desember lalu. Silaturahim ini diterima langsung oleh Imam Yakhsyallah, pengurus inti pondok pesantren dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM).
Ponpes Al-Fatah di Bogor itu memiliki santri sekitar 1500 orang, Mereka juga memiliki cabang di berbagai wilayah di Indonesia.
LPLH MUI meluncurkan program ecoMasjid sebagai bagian dari dakwah melalui peningkatan kapasitas serta penguatan jaringan institusi masjid. (L/R03/P2)
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Mi’raj News Agency (MINA)