Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[POPULER MINA] Gaza Dilanda Kelaparan dan Darurat Kesehatan

Hasanatun Aliyah Editor : Rudi Hendrik - 22 detik yang lalu

22 detik yang lalu

0 Views

Kondisi anak Palestina di Jalur Gaza pada Juli 2025. (Foto: Anadolu)

Gaza, MINA – Informasi krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin parah akibat blokade dan agresi militer yang dilakukan oleh Zionis Israel, menjadi sorotan pembaca Minanews.net dalam sepekan terakhir (21-27 Juli 2025).

Zionis Israel kini tak hanya menggunakan bom atau rudal. Mereka juga menjadikan makanan, air, dan layanan kesehatan sebagai target serangan. Laporan dari lembaga internasional menyebutkan lebih dari 95% lahan pertanian Gaza telah hancur atau tak bisa digunakan.

Kementerian Kesehatan Gaza, Selasa (22/7), melaporkan 101 warga, termasuk 80 anak-anak, meninggal akibat kelaparan dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, jurnalis dan relawan kemanusiaan ikut terdampak, banyak yang pingsan karena tidak makan saat menjalankan tugas.

“Kelaparan di Gaza bukan dampak sampingan konflik, tapi senjata perang yang disengaja,” tegas Kementerian. Banyak warga sipil juga ditembak saat mencoba mengambil bantuan makanan.

Baca Juga: Para Dokter di Gaza Pingsan di Ruang Operasi Akibat Kelaparan

Enam fasilitas kesehatan berhenti beroperasi akibat krisis bahan bakar karena blokade ketat oleh Penjajah Israel sejak Maret lalu. Fasilitas tersebut antara lain Rumah Sakit Al-Khidmah, Klinik Al-Salam, dan Pusat Medis Al-Jalaa.

“Ini adalah upaya sistematis untuk menghancurkan sisa-sisa sistem kesehatan yang masih bertahan,” ungkap Kementerian, dikutip Middle East Monitor, Rabu (23/7).

Lebih dari dua juta penduduk Gaza kini hidup dalam penderitaan ekstrem. Direktur Darurat Program Pangan Dunia (WFP), Ross Smith, menyebut situasi di Gaza telah mencapai “tingkat keputusasaan yang mencengangkan,” dengan hampir 100.000 perempuan dan anak-anak mengalami malnutrisi akut berat.

Terkait ini, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam pidatonya yang disiarkan Kamis (24/7), menyebut kondisi di Gaza sebagai bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah modern.

Baca Juga: Pasukan Zionis Serang Kapal Handala

“Apa yang terjadi di Gaza-pembunuhan, kelaparan, penghancuran, dan pemindahan paksa adalah aib bagi masyarakat internasional jika tidak segera bertindak menghentikan genosida ini,” tegas Abbas, Jumat (25/7).

Ia juga mendesak Presiden AS Donald Trump untuk membuka jalur bantuan ke Gaza dan meminta agar lembaga-lembaga PBB diberi akses tanpa hambatan. “Dunia harus bertindak cepat. Bagaimana mungkin kita membiarkan bayi-bayi mati kelaparan?” ujar Abbas.

Blokade total oleh Zionis Israel yang telah berlangsung selama 140 hari sejak Maret 2025 menyebabkan runtuhnya infrastruktur sipil dan meningkatnya ancaman kelaparan massal.

Dalam pernyataan resminya di akun X @Kemlu_RI, Jumat (25/7), Kementerian Luar Negeri RI menyatakan:

Baca Juga: Kapal Kemanusiaan Handala Berjarak 180 km dari Gaza

“Indonesia menyampaikan keprihatinan sangat mendalam atas terus memburuknya situasi tidak manusiawi di Gaza, termasuk pembunuhan brutal terhadap warga sipil. Ribuan warga Palestina kini terancam kelaparan akibat penolakan Israel terhadap bantuan kemanusiaan yang esensial.”

Menurut laporan Quds News Network, para dokter di Gaza juga terdampak kelaparan. Mereka harus menggendong bayi-bayi yang sekarat, sementara mereka sendiri belum makan selama berhari-hari. Banyak dokter kehilangan ingatan karena kelelahan dan lapar ekstrem.

“Bahkan para dokter, mereka yang seharusnya menyelamatkan nyawa, kini perlu diselamatkan,” kata Dr. Muneer Alboursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina, pada (Sabtu, 26/7).

Kementerian juga melaporkan lima kematian tambahan akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir, menjadikan total korban menjadi 127 jiwa, termasuk 85 anak-anak.

Baca Juga: Badui Gaza Tolak Bantuan Lewat Udara, Sebut Berbahaya dan Tidak Efektif

Aksi solidaritas digelar di London, Jumat (25/7), dengan ribuan orang memukul panci di depan kantor Perdana Menteri Inggris untuk memprotes kelaparan yang “disengaja diberlakukan oleh Zionis Israel.” Mereka juga meninggalkan 1.000 panci sebagai simbol warga Gaza yang gugur saat mencari makanan, menurut laporan Anadolu.

Penjajah Israel telah membunuh lebih dari 59.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak sejak agresi dimulai Oktober 2023. Sistem kesehatan runtuh dan krisis pangan memburuk.

Kementerian Kesehatan Palestina sebelumnya juga mencatat sebanyak 1.588 tenaga medis syahid selama agresi Penjajah Israel sejak 7 Oktober 2023.

“Kami mendokumentasikan 1.588 tenaga kesehatan yang syahid saat menjalankan tugas kemanusiaan mereka,” ujar Dr. Muneer Al-Boursh.[]

Baca Juga: Mesir dan Qatar Tegaskan Kembali Upaya Mediasi Berkelanjutan di Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda